Laporan Wartawan Tribunnews.com Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peserta Konvensi Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengaku, selalu mewaspadai aksi penyadapan terhadap dirinya.
Kala menjabat sebagai Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009, ia dikabarkan ikut disadap oleh intelijen negara asing.
Itu, berdasarkan data yang diungkap karyawan National Security Agency (NSA) Edward Snowden.
"Dalam bisnis saya, saya harus aware (waspada) kalau disadap. Bahkan, ada Menlu (Menteri Luar Negri) yang tersinggung kalau tidak disadap," kata Dino dengan nada bercanda, dalam kunjungannya ke KompasTV, Selasa (28/01/2014).
Edward Snowden pada sejumlah media mengatakan, intelijen Australia telah melakukan penyadapan terhadap SBY dan sejumlah pejabat di Indonesia, termasuk Wakil Presiden saat itu Jusuf Kalla dan Dino.
Kasus tersebut, sempat memperburuk hubungan Indonesia dan Australia. SBY dalam pidatonya menunjukan ketidaksenangannya atas penyadapan tersebut.
Dino mengaku setuju dengan langkah Indonesia menunjukan kemarahannya itu.
Ia berpendapat, sudah seharusnya suatu negara marah atas penyadapan. Namun, kata dia, harus diakui juga semua negara saling menyadap satu sama lain.
"Kita harus marah, tapi ini realistis, ini bisnis yang dilakukan semua orang," tandasnya.