Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain menggelar simulasi pengamanan Pemilu di lembaga penyelenggara Pemilu, Kepolisian Daerah Metro Jaya juga menggelar simulasi di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Simulasi tersebut tidak akan sebesar simulasi di lembaga penyelenggara Pemilu karena hanya melibatkan kepolisian tingkat Polres.
"Nanti di Polres-polres itu simulasi per TPS. Mulai dari bagaimana dia koordinasi dengan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara), kemudian dia bagiamana mengamankan TPS sampai bagaimana kotak-kotak suara itu dikawal oleh anggota per TPS," ujar Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Metro Jaya Brigadir Jenderal (Brigjen) Sudjarno, usai simulasi di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (14/2/2014).
Sudjarno menambahkan dalam pengamanan TPS, kepolisian telah membuat pemetaan (mapping) TPS yang aman dan rawan. Berdasarkan pemetaan tersbeut, kepolisian akan menempatkan personelmya berdasarkan tingkat kerawanannya.
"Pola kita ada yang 2 anggota 1 TPS, kalau itu rawan. Kalau TPSĀ aman 2 anggota 4 TPS. Ada juga 2 anggota 6 TPS. Ada juga 2 anggota 10 TPS. Sekarang nggak ada Linmas lho. Itu nanti Kapolres yang mapping dan itu sudah terencana. Sudah dimapping TPS mana yang rawan, aman," tukas Sudjarno.
Diberitakan Polda Metro Jaya telah melakukan simulasi di tiga lembaga penyelenggara Pemilu yakni Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu), Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Mahkamah Konstitusi (MK).