Tribunnews.com, Kupang - Laskar Indonesia Baru (LIB) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai Gubernur NTT Frans Lebu Raya layak menjadi bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, di Pemilu Presiden 2014. Kualitas kepemimpinan Frans mereka nilai tak kalah dengan para elite politik tingkat nasional.
“Salah satu kelebihan Frans Lebu Raya itu adalah menjadi simbol pemersatu semua perbedaan yang ada di NTT. Dia mampu menggandeng tiga provinsi (Bali, NTB dan NTT) dalam sebuah wadah sunda kecil. Dia juga mampu memimpin provinsi kepulauan yang berbeda letak geografi dan topografi dengan Jakarta yang hanya satu daratan,” papar Ketua LIB, Kornelis Moa Nita kepada Kompas.com, Minggu (23/2/2014) malam.
Kornelis menilai Frans layak menjadi wakil menteri, atau sekurang-kurangnya menteri. Frans, kata dia, mampu mengajak provinsi di kawasan Indonesia Timur untuk mendesak pemerintah pusat tak mengabaikan kawasan Indonesia Timur.
"Saya rasa itu adalah satu gebrakan yang luar biasa,” kata Kornelis. Pola diplomasi Frans kepada pemerintah pusat dan Timor Leste maupun Australia, menurut Kornelis juga layak diapresiasi.
”Terobosan-terobosan Frans dalam membangun NTT sudah ditunjukkan dan saya rasa perlu diapresiasi. Dan saya kira dari sejumlah nama-nama pemimpin muda yang disebut-sebut sebagai calon presiden dan wakil presiden, Frans pantas dan layak juga dimasukan,” papar Kornelis.
Soal isu SARA yang belakangan berembus terkait Frans, Kornelis menyebutnya sebagai senjata yang jamak dipakai mengalahkan kaum minoritas. ”Memang ini ibaratnya menabrak tembok karakter budaya politik mayoritas di Indonesia. Tetapi sebagai sebuah gebrakan politik, kita perlu menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan Pancasila dan pluralisme," tepis dia.
Pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama di kepemimpinan DKI Jakarta, kata Kornelis . Dengan tampilnya Jokowi dan Ahok di Jakarta, telah melunturkan anggapan bahwa politik di Indonesia hanyalah milik mayoritas,” kata Kornelis.
Sebelumnya, nama Frans juga sudah disinggung terkait suksesi kepemimpinan nasional ini. Beberapa waktu lalu, politisi Partai Golkar, Siswono Yudhohusodo, menyebut Frans merupakan salah satu tokoh alternatif. Kornelis mengaku paparannya soal kelayakan Frans merupakan tanggapan atas pernyataan Siswono tersebut.