Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang pemilihan umum legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) wacana pasangan Capres dan Cawapres yang akan menjadi pilihan rakyat makin bermunculan diberbagai forum diskusi.
Hal ini menjadikan pertanyaan yang besar siapakah tokoh yang diinginkan masyarakat untuk mempimpin bangsa ini.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar Bakri mengatakan dalam survei calon presiden dan calon wakil presiden tokoh berlatar belakang militer masih menjadi pandangan yang paling ideal bagi masyarakat.
"Soal keterpilihan itu tergantung sosok figur Capresnya misalkan populer. Kombinasi yang baik dari pandangan masyarakat saat disurvei menyatakan sipil-milter atau militer-sipil, ini hal yang paling ideal menurut masyarakat," kata Umar dalam keterangan persnya, Kamis (20/3/2014).
Dia menjelaskan calon presiden dan calon wakil presiden dari sipil-milter atau sebaliknya masih menjadi pilihan atau dampaan masyarakat, pasalnya psikologis politik di Indonesia belum bisa lepas dari tokoh sosok militer.
"Psikologi politik di kita ini yang selalu mengahatui belum bisa lepas dari sipil-militer," jelasnya.
Menurutnya, tokoh politik di Indonesia juga belum bisa lepas dari hal tersebut, misalkan seorang tokoh politik terpilih menjadi nomor satu, pasti tokoh politik tersebut akan mencari sosok militer untuk mendampinginya.
"Tokoh Politik kita juga apabila menang menang jadi nomor satu, maka milter lah yang dipilih nomor 2 nya, ini psikologi politinya, Jadi merasa tidak enak ,tidak nyaman kalo militer tidak diberi tempat, Ini masih masih mengetahui politik Indonesia," ucapnya.
Saat disinggung siapa tokoh yang cocok untuk pendamping Joko Widodo yang kini memiliki elektabilitas dan popularitas yang tinggi, dia menegaskan dia enggan menyebutkan nama tokoh, namun menurutnya Joko Widodo harus menentukan pilihan pendampingnya tokoh atau sosok yang kuat dalam beberapa hal untuk menutupi kekurangannya.
"Kalau soal cocok atau tidaknya, Capres Jokowi harus memilih Cawapres yang kuat dalam beberapa hal untuk menutupi kekurangannya, misalnya jaringan, kuat lobi, pertahanan dan lain-lain, kalau saya pribadi sipil-militer ideal," katanya.