TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Ketua Harian Partai Demokrat (PD), Syarief Hasan menegaskan Demokrat tidak akan mengusung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Calon Wakil Presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
"Ya enggak mungkinlah itu. Terima kasih kepada yang sudah ngomong begitu ya. Itu enggak akan mungkin," tegas Syarief Hasan kepada wartawan usai pertemuan dengan para peserta Konvensi Calon Presiden (Capres) di kompleks Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/4/2014).
Menurut Syarief yang juga Menteri Koperasi dan UKM, prinsip dan etika yang dianut SBY selama ini sudah menegaskan tidak akan kembali maju sebagai Capres usai memimpin negeri ini dua periode pemerintahan. Apalagi ingin maju menjadi Cawapres, dia tegaskan tidak pernah terbersit di pikiran SBY.
"Etika politik SBY dari dulu itu sudah secara eksplisit menyatakan itu. Kurang pantas lah kalau itu bagi pembelajaran politik," ujar Syarief.
"Kan pak SBY juga memberikan pelajaran politik yang sangat bagus. Sekalipun dari Undang-undang tidak melarang tapi itu etika tidak baik," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Demokrat diperkirakan dapat memperoleh 10 persen suara dari Pemilu Legislatif 2014. Dengan acuan tersebut, Partai Demokrat dinilai bisa membangun poros koalisi sendiri serta mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kuncinya ada pada pengusungan SBY sebagai cawapres.
"Capres siapa pemenangnya (dari Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat), bisa saja dipasangkan dengan Pak SBY," kata mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Dia pun berpendapat SBY adalah tokoh yang tinggi elektabilitasnya bila diusung menjadi cawapres.
"Misalnya kalau pemenangnya Pak Dahlan, ya Pak Dahlan berpasangan dengan Pak SBY. Kalau yang menang misalnya Pak Marzuki Alie, Pak Marzuki dengan Pak SBY, Pak Irman Gusman misalnya dengan Pak SBY, atau Pak Anis Baswedan misalnya dengan Pak SBY, jadi ini semangat untuk membangun poros sendiri," papar Anas seusai diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Hambalang.
Anas mengatakan pembentukan poros koalisi oleh Partai Demokrat ini penting untuk dilakukan. "Sepuluh persen itu kan modal yang kuat untuk mengajak partai-partai lain berkoalisi. Bukan didekati semangatnya, tetapi mendekati. Membangun koalisi, bukan didekati," ucap Anas.
Pada Desember 2013, atau sebelum pemilihan legislatif, Anas menyarankan Demokrat memajukan SBY sebagai cawapres. Menurut Anas, langkah ini mampu menyelamatkan Demokrat dari keterpurukan dalam pemilu legislatif.