News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Presiden 2014

Elektabilitas Bukan Jaminan, Jokowi Bisa Dikalahkan Serangan Fajar

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 1.161 spanduk sepanjang 1.719 meter yang sudah ditandatangani masyarakat mendukung Jokowi Presiden dibentangkan relawan dari depan Balaikota hingga Istana Merdeka Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014). Pembentangan spanduk yang dilakukan barisan relawan Jokowi Presiden (Bara JP) tidak hanya dilakukan di sekitar Monas tetapi juga dilakukan di Gelora Bung Karno (GBK) dan berbagai kota di Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menilai, elektabilitas tinggi yang dikantungi bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo tak menjamin ia akan memenangkan Pemilihan Presiden 2014.

Menurut Ikrar, ada peluang permainan politik uang yang akan membuat calon pemilih Jokowi berpaling. "Jadi kita juga jangan menganggap Jokowi pasti menang, karena kita tahu, dengan kekuatan ekonomi lawan politiknya, itu sangat riskan jika mereka melakukan serangan-serangan fajar," kata Ikrar, dalam sebuah diskusi, di Media Centre JKW4P Jakarta, Kamis (8/5/2014).

Ikrar mengatakan, sebagian masyarakat masih tergoda pada politik uang dan mudah mengalihkan dukungan. Masyarakat, menurut Ikrar, cendrung memilih karena uang dibandingkan kemampuan yang dimiliki. "Boleh dikatakan sudah nyaris tak terbendung efek serangan fajar ini," ujarnya.

Ikrar pun berkaca pada hasil pemilihan legislatif lalu. Menurut dia, banyak serangan fajar yang dilakukan membuat tokoh-tokoh yang tidak kompeten namun mempunyai uang, berhasil melenggang ke Senayan. Sementara, tokoh-tokoh yang bersih namun tidak menggunakan cara-cara politik uang, justru gagal mendapatkan jatah kursi.

"Contoh Nurul Arifin (Caleg Partai Golkar), usaha mati-matian untuk mendapat suara dengan mendekati rakyat, tapi pengakuan dia, akhirnya kalah dengan teman separtai yang melakukan politik uang. Yang lain juga banyak begitu," kata Ikrar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini