News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Presiden 2014

Lukman Hakim Saifudin Mengaku Belum Layak Jadi Wapres

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun (kiri), Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Lukman Hakim Saifuddin (dua kiri), Ketua DPP PDI Perjuangan, Trimedya Panjaitan (kanan) berdiskusi dalam acara Polemik Dramaturgi Pemilu Serentak di Jakarta, Sabtu (25/1/2014).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Lukman Hakim Saifudin, mengaku belum siap jika dipinang menjadi calon wakil presiden (cawapres), untuk mendampingi calon presiden Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical.

Dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Lukman mengatakan jabatan wapres adalah jabatan dengan amanah yang luar biasa, dan hanya layak diemban oleh orang-orang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas tertentu.

"Saya menilai diri saya sendiri bukanlah pribadi yang tepat untuk mengemban amanah dan tanggungjawab tersebut," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa kompleksitas persoalan bangsa dan negara sebesar Indonesia, haruslah dihadapi dengan kebersamaan semua komponen dan golongan warga bangsa. Hak itu membutuhkan dwi-tunggal pasangan Presiden dan Wakil Presiden yang benar-benar telah selesai dengan dirinya sendiri, sehingga mampu memimpin Indonesia semua menapaki masa depan dengan gemilang.

Lukman mengapresiasi usulan sejumlah petinggi DPP PPP, yang mengusulkan dirinya cocok disandingkan dengan Ical. Namun ia merasa belum pantas menerima amanah tersebut.

"Saya harus jujur menyatakan bahwa jabatan itu untuk saat ini bukanlah posisi yang layak dan pantas untuk saya duduki. Saya harus bertanggungjawab untuk tidak mengecewakan mereka akibat kelewat berlebihan dalam mengukur kapasitas dan kapabilitas saya," ujarnya.

"Saya merasa bahwa saya bukanlah yang terbaik di PPP. Masih banyak kader-kader PPP lainnya yang lebih baik," tambahnya.

Partai Golkar diketahui mengantongi 14,75 persen pada pemilu legislatif (pileg) kemarin, sedangkan PPP diketahui mengantongi 6,53 persen.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahkan Sekjen DPP PPP, Romahurmuziy sempat menuturkan bahwa jika kekuatan kedua partai disatukan, maka total suara di parlemen mencapai 130 kursi, dan angka tersebut melewati ambang batas pengusungan calon presiden dan wakilnya.

Hingga berita ini diturunkan, PPP masih menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), untuk menentukan arah koalisi. Diketahui selain merapat dengan Partai Golkar, wacana yang berkembang di Rapimnas DPP PPP adalah mendukung Calon Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan mendukung calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo.

Sedangkan Partai Golkar akan menentukan arah politiknya pada Rapimnas yang akan digelar dalam waktu dekat. Pencapresan Ical diketahui masih dipermasalahkan oleh sejumlah kader Partai Golkar, karena elektabilitasnya tidak kunjung membaik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini