News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Presiden 2014

Aliansi Nasionalis Nahdliyin Siap Menangkan Jokowi-JK

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Joko Widodo - Jusuf Kalla

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi masyarakat satu persatu mendukung kemenangan Jokowi-Kalla dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014. Ormas tersebut adalah Aliansi Nasionalis Nahdliyin.

Ormas ANN dikomandoi oleh Ketua Presidium Nasional Edwin Henawan Soekawati dan Sekjen Muzaki Kholis.

"Berkaitan dengan pemilihan presiden dan wakil presiden tahun ini, sesuai aspirasi kader nasonalis dan Nahdiliyin seluruh Indonesia, berdasar rapat para pendiri, kami memutuskan memenangkan Jokowi dan Jusuf Kalla,” kata Ketua ANN, Sirra Prayuna, di Jakarta, Senin (26/5/2014).

Ketua ANN lainnya, Bob R. Randilawe menambahkan, ANN akan mengkonsoldasikan suara pemilih seluruh Indonesia dengan target perolehan suara tambahan untuk pasangan Jokowi-Jusuf Kalla kurang lebih 10 juta suara.

Target tersebut untuk melengkapi kemenangan pasangan Jokowi-Kalla yang ditargetkan lebih dari 65 persen suara dari total jumlah pemilih yang sah. Jokowi-Kalla didukung partai koalisi yakni PDI Perjuangan, NasDem, PKB, Hanura dan PKP Indonesia.

“Kami optimis dengan target tersebut, karena kami siap memperjuangkan pasangan ini untuk menang satu putaran,” kata Randilawe.

Sementara itu, Edwin Henawan Soekawati menjelaskan ANN adalah wadah perjuangan kaum nasonalis, baik itu nasionalis marhaenis serta kaum Nahdliyin di seluruh Indonesia maupun yang berdomisili di luar negeri.

Menurut Edwin, ANN terpanggil untuk meluruskan cita-cita nasional rakyat In donesia yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sesuai Pembukaan UUD 1945.

ANN merasakan cita-cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945 masih jauh dari harapan. Bahkan saat ini sudah terjadi penyimpangan dari yang seharusnya yaitu Pancasila sebagai philosofisch grondslag dan pandangan hidup. Begitu juga dengan UUD 1945 sebagai UUD negara, NKRI sebagai bentuk negara sudah mulai dikhianati secara sistematik.

"Karena itu kami lahir dan menyatakan dukungan, bukan sebagai ormas yang hura-hura, dan tidak mau hanya cek kosong belaka,” kata Edwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini