TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak sedikit orang mengingat kiprah yang dimiliki orang tuanya semasa hidup. Tapi tidak bagi Jusuf Kalla. Pria yang akrab disapa JK itu mengaku mengingat bagaimana kiprah sang ayah sepanjang hidupnya.
"Yang saya paling ingat adalah ayah saya. Dia pengurus masjid seumur hidupnya," ujar JK saat menghadiri Silaturrahim Nasional Alim Ulama Partai Kebangkitan Bangsa di Jakarta Selatan, Selasa (3/6/2014).
JK memang lahir dari keluarga berlatar belakang agama kuat. Ayahnya, selain menjadi pengurus masjid, juga seorang pengurus ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama. Sementara Ibunya pengurus Aisyiyah.
Bukannya meniti karir hingga posisi puncak, Hadji Kalla memiliki pilihan lain. Ayah JK ternyata menjadi bendahara NU selama 30 tahun. "Nah itu saja," sambung JK yang dikenal sebagai pengusaha nasional ini.
Bukan tanpa alasan ayah JK dipercaya selama itu menjadi bendahara. Satu hal yang membuat Hadji Kalla seperti itu karena terkenal reputasinya sebagai pedagang sukses. NU Sulawesi Selatan ingin pengelolaan keuangannya baik seperti yang Hadji Kalla capai.
Dalam kesempatan ini juga, JK menyayangkan kampanye hitam yang merebak akhir-akhir ini. Kampanye yang menyangkut agama dan etnis tidaklah etis dan tidak mendidik.
Suami Mufidah Jusuf Kalla ini mengajak semua kalangan terus berbuat baik seperti semangat dalam hadits Nabi, "Fastabiqul khairat." Artinya berlomba-lomba dalam kebaikan. Ia menegaskan semangat ini harus dijunjung dalam kampanye 30 hari ke depan ini.
Sepanjang Hidup Ayah JK Mengurus Masjid
Editor: Y Gustaman
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger