TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Demokrat Hayono Isman akhirnya mendeklarasikan diri mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Padahal, Demokrat memberikan dukungannya kepada Prabowo-Hatta.
Lalu apakah Hayono akan menerima sanksi dari Demokrat?
"Hayono kan secara pribadi, tidak bawa nama partai jadi tidak begitu memusingkan," kata Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua ketika dikonfirmasi, Rabu (2/7/2014).
Mengenai sanksi bagi Hayono, Max mengatakan Demokrat akan melakukan proses tersebut usai pemilihan presiden 2014. "Kita konsen pusat ke kabupaten/ kota untuk memenangkan Prabowo. Kita gerakkan mesin partai," imbuhnya.
Max juga menyatakan deklarasi Hayono berbeda dengan Ruhut Sitompul. Hayono, ditegaskan Max memberikan dukungannya atas nama pribadi.
"Tidak bawa nama SBY seperti Ruhut. Kalau memang mereka di track pribadi silakan selama tidak menggunakan nama SBY seperti Pak Ruhut untuk mencari dukungan," katanya.
Mengenai kemungkinan Hayono dipecat Demokrat, Max juga belum dapat memastikannya. Pasalnya, hal itu melalui proses di partai.
"Karena beliau (hayono) jg punya organisasi ketua Kosgoro. Tapi SBY sudah menetapkan garis partai yang ditetapkan dalam konferensi pers. Kita lihat setelah pilpres," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman. Ia mendeklarasikan dukungannya kepasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
"Saya bersama keluarga dan Sekjen Kosgoro menyatakan dukungan ke Jokowi-JK," ujar Hayono di Jenggala Center, Jakarta Selatan, Selasa (1/7/2014).
Hayono Isman memberikan alasannya mendukung Jokowi-JK karena empat 4 faktor.
"Saya dukung Jokowi-JK karena mereka tulus, jujur bebas isu Hak Azazi Manusia, dan berumah tangga," ujarnya.
Hayono menegaskan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK merupakan dukungan pribadi. Ia menolak menyatakan sikap secara partai maupun organisasi karena sikap partainya tetap netral pada pemilihan presiden tahun ini.