News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2014

Jubir Jokowi-JK: Isu Intervensi Asing Senjata Politik Baru Tim Prabowo-Hatta.

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Jokowi-JK merasa aneh dengan tuduhan Kubu Prabowo-Hatta yang mengeksploitasi intervensi asing di dalam pilpres 2014, khususnya di dalam menyikapi kunjungan mantan Presiden Bill Clinton.

"Mereka harus melihat, bahwa campur tangan asing terhadap kedaulatan Indonesia menjadi komitmen semua capres sebagai hal yang tidak boleh terjadi. Jangan sampai, pengalaman buruk di masa lalu terjadi lagi, dimana ada elemen bangsa ini yang sengaja  mengundang keterlibatan asing dan mencampuri kedaulatan Indonesia sebagaimana ditunjukkan oleh PRRI/Permesta," kata Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Rabu, (16/7/2014).

Hasto meminta kubu Prabowo-Hatta harus paham bahwa Jokowi itu asli Indonesia, berkepribadian Indonesia, dan besar di Indonesia.

"Mereka yang menggunakan isu intervensi asing sama saja merendahkan martabat dan kedaulatan rakyat sendiri. Jangan hanya karena gagal dengan berbagai bentuk serangan hitam, dan rakyat tetap memberikan dukungan pada Jokowi, lalu digunakan isu asing untuk menutup kekalahan," ucap Hasto.

Untuk itu, Tim Kampanye Jokowi-JK mengajak semua pihak untuk menjaga suasana aman dan tenteram. Bagaimanapun Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK itu adalah pemimpin Indonesia yang telah ditetapkan sebagai capres-cawapres Indonesia.

"Kami percaya pada kenegarawanan dan patriotisme kedua pasangan calon. Mereka harus kita hormati bersama. Jangan merendahkan proses pemilu presiden yang berlangsung aman, dan memberi kesempatan luas bagi rakyat bicara, akhirnya direndahkan kualitasnya dengan menampilkan isu intervensi asing dalam pilpres," harapnya.

Wakil Sekjen PDI Perjuangan ini mengajak agar segala sesuatunya ditempatkan secara proporsional. Apalagi,Indonesia bertekad untuk bangkit akibat ketergantungan terhadap impor pangan, minyak dan barang-barang konsumsi.

"Untuk itulah pilpres secara langsung diletakkan. Agar kedepan tidak ada jarak lagi antara kebijakan pemerintahan negara dengan aspirasi rakyatnya yang sungguh-sungguh ingin berdaulat," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini