News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2014

Pengamat: Berbasis C1 KPU Semua Pihak Harus Legowo Sikapi Hasil kawalpemilu.org

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) menyiapkan logistik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 di Ruang Logistik Pemilu 2014 di PPS Kelurahan Tamansari, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Senin (7/7/2014) lalu.

TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA -Semua pihak diharapkan bisa legowo dan berbesar hati dengan apapun hasil yang ditunjukkan oleh hasil rekapitulasi berbasis C1 KPU yang dilakukan www.kawalpemilu.org.

"Semestinya sikap seorang negarawan yang kita semua harapkan, siapapun, khususnya pasangan Prabowo-Hatta, legowo atau lapang hati dengan hasil sementara rekapitulasi tersebut," kata Pengamat Politik dari Universitas Sultan Agung Tirtayasa Banten, Leo Agustino, saat dihubungi wartawan, Kamis (17/7/2014).

Menurutnya, politik Indonesia saat ini sedang dirasuki oleh politik cermin cembung atau convex glass politics, yang ditandai oleh adanya pihak yang tak legowo menerima kekalahan dalam pilpres seperti ditunjukkan pasangan Prabowo-Hatta.

"Politik Indonesia saat ini tengah dirasuki 'convex glass politics' atau politik cermin cembung terutama pada pasangan Nomor Urut 1 yang belum bisa menerima hasil real count yang dilakukan oleh lembaga independen dan netral seperti KawalPemilu.org," kata Leo.

Menurutnya, penolakan hasil real count KawalPemilu disebabkan oleh 'convex glass politics' itu sendiri.

Itu disebabkan mereka menganggap bahwa hasil yang diperoleh pasangan Prabowo-Hatta jauh lebih besar berbanding hasil penghitungan KawalPemilu.

"Ini mengherankan. Sebab seharusnya mereka paham bahwa hasil KawalPemilu merupakan hasil yang sama dengan KPU.  Karena scanner KPU terintegrasi dengan scanner KawalPemilu," ujarnya.

Karena itu, semestinya sikap seorang negarawan yang diharapkan semua pihak adalah pasangan Prabowo-Hatta legowo atau lapang hati dengan hasil sementara tersebut.

"Toh, tujuan KawalPemilu adalah untuk menjaga independensi KPU dari intervensi pihak manapun. Selain juga, bertujuan untuk menegakkan transparansi bagi semua pihak," katanya.

Dia merasa miris melihat yang terjadi belakangan adalah penolakan dalam wujud tindakan hacking terhadap data sistem KawalPemilu atau yang sejenisnya.

Menurut Leo, dengan hal itu, dapat disimpulkan bahwa ada kelompok orang yang belum siap kalah, belum siap berkompetisi, dan belum siap berdemokrasi.

"Kondisi ini tentu mencederai konsolidasi demokrasi yang telah kita bangun," imbuhnya.

Dia berharap semua pihak memberi kesempatan kepada KPU dan lembaga independen dan netral lainnya untuk menegakkan demokrasi dan kejujuran berpolitik.

Dia mengkritisi pasangan yang masih menyangsikan hasil hitungan cepat beberapa lembaga survei yang telah menyatakan hasilnya secara kredibel.  Jika demikian, maka satu-satunya hasil hitungan Pilpres yang benar adalah hasil hitungan KPU.

"Namun siapa yang menjamin KPU netral? Oleh karena itu, KawalPemilu berkontribusi dalam bentuk pengawalan hasil penghitungan KPU agar hasil yang dinyatakan KPU pada 22 Juli sama dengan pilihan rakyat Indonesia," tandasnya.

Untuk diketahui, rekap data scan form C1 yang dipublikasikan website KPU per pukul 19.35 WIB tadi malam adalah pasangan nomor 1 Prabowo-Hatta memperoleh 58.498.365 atau 47,19 persen, sementara Jokowi-JK 65.464.676 atau 52,80 persen.

Masih ada  sekitar 0,09 persen data yang belum dihitung. Artinya, selisih suara yang diperoleh kedua pasangan adalah 6.966.311.

Data itu mirip dengan Real count C1 KPU yang diunggah di situs www.kawalpemilu.org. Dimana Prabowo-Hatta memperoleh 58.746.422 atau 47,17 persen suara.

Sedangkan Jokowi-JK menggungguli mereka dengan mengantongi 65.770.208 atau 52,82 persen suara. Data ini diperoleh dari 95,60 persen atau 452.328 tempat pemungutan suara dari total 472.672 TPS.

Apabila dirunut ke belakang, data demikian sesuai dengan data sejumlah lembaga kredibel yang melaksanakan quick count saat Pilpres 9 Juli lalu. Misal Indikator Politik Indonesia yang menemukan Jokowi-JK unggul 52,44 persen berbanding Prabowo-Hatta 47,56 persen.

Atau data Litbang Kompas dimana Jokowi-JK 52,14 persen-Prabowo-Hatta 47,86 persen.

Data quick count RRI Jokowi-JK 52,41 persen dan Prabowo-Hatta 47,59 persen.

Serta Lingkaran Survei Indonesia yang menyatakan Jokowi-JK unggul 53,36 persen banding Prabowo-Hatta 46,64 persen, dan SMRC Jokowi-JK 52,79 persen serta Prabowo-Hatta 47,21 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini