Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan kepada kedua kubu baik tim pemenangan dan relawan pendukung pasangan calon presiden nomor urut satu Parbowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla, untuk tidak berulah saat hari H proses hasil pengumpulan suara di Gedung KPU.
Hal itu disampaikn Moeldoko usai meninjau latihan penerjunan pasukan elit dalam skenario pembebasan sandera, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (18/7/2014), Demi memastikan proses demokrasi itu dapat berjalan dengan tertib dan aman, dan terhidar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Imbauan saya, mudah-mudahan teman-teman dari kedua belah pihak (capres-cawapres) tidak berulah, berbondong-bondong datang," katanya.
Ia mengatakan, kalau kedua bela pihakĀ mempercayakan sepenuhnya kepada mekanisme yang sudah ada. Pihaknya berjanji akan mengawal KPU senetral mungkin. "Itu semua harapan kita, harapan masyarakat Indonesia," tuturnya.
Moeldoko menyebutkan, kesiapan TNI ada dalam kesiapan yang tertinggi,. Kekuatan yang disiapkan untuk mengawal hasil Pilpres mendatang sudah sangat matang dan banyak guna kepentingan melindungi masyarakat Indonesia.
"Saya tidak bisa sebutkan. Prinsipnya semua kekuatan TNI kami kerahkan, yang di daerah maupun yang di pusat," ucapnya.
Menurut dia, hal itu sudah merupakan tanggung jawabnya untuk menunjukkan kesiapsiagaan TNI dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan di seluruh wilayah NKRI serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat Indonesia. Karena menurut
Moeldoko, ancaman bisa muncul dari mana saja. Semua yang melakukan hal-hal negatif, kata dia, adalah suatu ancaman.
"Kami sungguh-sungguh mengeluarkan kemampuan kami yang tertingi. Kami tidak main-main," kata Moeldoko.
Pihanya juga tak lupa untuk kembali berpesan kepada masyarakat agar tidak terlalu khawatir apabila mendegar ancaman.
"Masyarakat Indonesia tenang saja, tidak usah was-was. Yakinlah kami akan menangani dengan baik," tambahnya.
Hari ini, TNI menggelar simulasi pengamanan hasil pilpres di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (18/7/2014). Dalam latihan penerjunan pasukan dengan metode fastrop diilustrasikan gedung KPU dikuasai para pendukung capres yang tak puas dengan keputusan KPU.
Dalam latihan tersebut, TNI menerjunkan 64 orang pasukan elit yang terdiri dari Kopassus, Kostrad, paskhas, dan marinir. Mereka mencoba membebaskan para komisoner KPU dan mengamankan data-data penting dari gedung KPU yang dikuasai para pendukung capres.
Dengan menggunakan 12 unit helikopter dari jenis bell, super puma dan MI-17 yang diterbangkan dari Lanud Halim Perdana Kusuma, pasukan elit TNI bersenjata lengkap diturunkan dengan tali dengan cara rapeling dan fastrop on spot.