Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK Tjahjo Kumolo mengaku ada sumbangan berjumlah besar ke rekening resmi Jokowi-JK. Sumbangan tersebut tak jadi digunakan karena identitas penyumbang misterius alias tak jelas.
"Ada penyumbang besar tapi tidak mau menyebutkan namanya, itu tidak bisa kita ambil, dan sudah masuk ke kas negara," turut Tjahjo kepada wartawan di Posko Tim Kamnas Jokowi-JK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (20/7/2014).
Tjahjo mengakui tak bisa menjangkau semua relawan yang mendukung pasangan Jokowi-JK. Untuk mengaudit keuangan relawan bukan hal mudah. Kendati tim mempersilakan relawan mendaftar ke posko, tapi tak semuanya melakukan itu.
Bendahara Tim Kamnas Jokowi-JK Didit Mehta Putra menambahkan, sumbangan yang masuk mencapai Rp 312 miliar dari sejumlah pihak. Mulai dari partai politik pendukung Jokowi-JK, perusahaan hingga masyarakat.
Sumbangan dari Jokowi-JK Rp 6 miliar. PDI Perjuangan Rp 36 miliar, Partai NasDem Rp 116 miliar, PKB Rp 37 miliar, Partai Hanura dalam bentuk jasa Rp 7 miliar, dan PKP Indonesia Rp 2 miliar.
Dari masyarakat, Jokowi-JK menerima Rp 63 miliar. Sebanyak 59 ribu penyumbang atau 75 persennya menyumbang di bawah Rp 100 ribu. Sebagian besar dari penyumbang memberikan sumbangan di bawah Rp 50 ribu.
Tercatat, dana tersebut untuk iklan di media dari televisi hingga media cetak, dan nilainya mencapai sekitar Rp 151 miliar. Produksi dan distribusi atribut kampanye Rp 121 miliar, termasuk biaya rapat umum dan kampanye.
Didit menambahkan, penerimaan dana kampanye dari masyarakat yang dibuka sampai 5 Juli lalu, atau hari terakhir kampanye. Sedangkan pengeluaran terakhir dari semua sumbangan digunakan pada 18 juli lalu.
"Semua pengeluaran yang tidak ada kaitannya dengan dana kampanye, tidak dimasukkan ke dalam rekening dan tidak dilaporkan," terang Didit.