TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan "kesatria" telah diucapkan oleh anggota DPR terpilih dari Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais.
Hanafi mengucapkan selamat atas kemenangan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden 2014. Seperti diketahui, ayah Hanafi adalah pendiri PAN Amien Rais yang hingga hari ini belum menyatakan, mengakui kemenangan Jokowi-JK.
Padahal, hasil rekapitulasi suara pemilih dari 33 propinsi, hampir dipastikan Jokowi-JK unggul dari Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi berpendapat langkah Hanafi Rais patut mendapat apresiasi.
"Setidaknya Hanafi bisa memberikan pembelajaran bagi kita semua termasuk ayahnya untuk bersikap kesatria dan sportif. Walau Hanafi dibesarkan bukan dalam lingkungan militer namun sikap spontan mengakui kemenangan Jokowi-JK harus ditiru oleh elit-elit nasional yang senior," ujar Ari Junaedi, Senin (21/7/2014).
"Hanafi bukan hanya paham dengan prinsip hitung cepat, metodologi dan kredibilitas lembaga survei, bahkan tahu aspirasi rakyat yang berkembang. Semoga saat dia menjadi anggota DPR, peka dengan harapan masyarakat. Tidak seperti ayahnya yang kerap menafikan potensi kepemimpinan Jokowi sejak dari Solo, Jakarta hingga di Pilpres kemarin,"sergah Ari Junaedi.
Dosen Pascasarjana UI ini menambahkan, seperti halnya Mahfud MD, Ketua Tim Sukses Prabowo-Hatta, langkah Hanafi Rais "mengakui" kalah dan "mengucapkan" selamat atas dipercayanya Jokowi - JK mengemban amanat sebagai Presiden-Wakil Presiden RI mendatang menjadi "oase" tersendiri ditengah kegigihan timses Prabowo - Hatta yang mengingkari perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Meski tergolong sebagai politisi baru, Ari menegaskan kembali, sikap dan pemikiran Hanafi sudah melampaui pemikiran para politisi senior lain, seperti Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Idrus Marham, Suhardi, Fadli Zon, Fahri Muhammad, Anis Matta, MS Kaban ataupun Hidayat Nurwahid.
Di masa yang akan datang, ditengah pacekliknya kehadiran politisi berpikir jernih, kehadiran Hanafi Rais menjadi harapan tersendiri.
"Suara rakyat tak bisa dibendung walau dengan penahan kokoh yang bernama koalisi permanen," pungkas Ari Junaedi.