Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencopotan Agung Laksono dari jabatan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, lantaran mendukung Jokowi-JK. Sikap politik Agung tak mendukung Golkar untuk Prabowo-Hatta.
Wakil Ketum Golkar Fadel Muhammad mengakui, pencopotan Agung diawali dengan rapat pengurus harian terbatas DPP Golkar yang dipimpin Mahyudin. Nama-nama yang tak sepaham kebijakan partai diungkap.
"Dihasilkan beberapa nama yang memang sudah nyata menunjukkan sikap berbeda dengan DPP Partai Golkar," tutur Fadel kepada wartawan di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Minggu (10/8/2014).
Nama Agung masuk kriteria yang dirapatkan pengurus harian. "Itu yang disampaikan Ketum. Kami mengusulkan agar Ketum memanggil beberapa nama, misalnya Pak Agung Laksono," ujarnya.
Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie lalu mengambil langkah dengan memberikan sanksi kepada mereka. Di antaranya penonaktifan dari kepengurusan partai, bukan keanggotaan. Tujuannya organisasi lebih solid.
Fadel menambahkan, nama-nama yang tak segaris dengan putusan partai sudah terang-terangan kepada media. Sikap mereka lebih mendukung Jokowi-JK. Aburizal diminta berbicara dengan Agung.
"Apa memang mau jalan ke kiri, sedangkan DPP ke kanan? (Pencopotan, red) Saya kira satu langkah positif agar organisasi dapat semakin solid, jadi enggak ada maksud-maksud lain," imbuh Fadel.