TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vincent Dokomo, Koordinator Saksi Prabowo-Hatta Kabupaten Dogiai, Papua mengaku takut untuk melakukan protes adanya perolehan suara pasangan nomor urut satu.
Menurutnya, ada ancaman yang ia terima jikau mengajukan protes atas hasil suara Prabowo-Hatta.
"Tidak ada saya ajukan keberatan. Ini menyangkut keselamatan diri. Jangankan diri saya, Bupati saja diusik. Susah saya ungkapkan di sini," kata Vincent dalam memberikan keterangan sengketa hasil Pilpres 2014 di ruang sidang, di gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2014).
Vincent menuturkan, ada penyebab pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta mendapatkan dapat suara nol. Menurutnya, Ketua dan Anggota KPPS memerintahkan untuk nomor urut satu kosong atau nol suara dan dilimpahkan oleh pasangan nomor urut dua.
"Rekapitulasi dilakukan mulai pukul 13-18 (waktu setempat). Dilakukan di sebuah tenda," ucapnya.
Vincent dan dua orang temannya yang juga saksi nomor urut satu mengaku sempat diusir saat berada di dalam tenda tersebut untuk pergi ke luar halaman.
Dirinya pun menolak untuk menandatangani hasil rekapitulasi Kabupaten Dogiai itu.
"Ketua partai Hanura perintaahkan saya untuk ke luar tenda dan menunggu di halaman," ujarnya.