Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abraham Utama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Indo Barometer Mohammad Qodari tidak pernah menduga ada pihak yang berani 'memainkan' hitung cepat (quick count).
"Saya tidak pernah menduga ada orang yang memainkan quick count. Ini tanggungjawabnya besar karena ini merupakan hasil akhir," ujar Qodari dalam diskusi yang diinisiasi Persepi, bertemakan 'Survey dan Media Sosial Dalam Demokrasi Indonesia' di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta, Jumat (22/8/2014) sore.
Qodari secara tersirat menyindir Jaringan Suara Indonesia (JSI) dan Pusat Studi Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), dua lembaga survey yang dikeluarkan Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) medio Juli lalu.
Qodari menjelaskan, metode hitung cepat kedua lembaga tadi, yang berbeda dengan mayoritas lembaga survey anggota Persepi, sangat mudah ditelusuri dan dilacak.
Melihat keberadaan lembaga survey semacam ini, Qodari mengungkapkan Persepi tidak bisa menjadikan kompetensi sebagai akar persoalan.
"Ini lebih dari kompetensi dan sertifikasi, karena lembaga yang satu lagi paham metodologi tapi hasilnya juga aneh," ucapnya.
Hal yang sama juga dirasakan anggota Dewan Etik Persepi, Hamdi Muluk.
Ia mengakui, saat ini memang semakin banyak lembaga survey yang bekerja asal-asalan.
"Kami sepertinya harus lebih ketat. Kami tidak boleh lagi toleran. Perlu pengetatan," tuturnya.