Tribunnews.com, Jakarta - Jatah 16 kursi menteri yang sudah disiapkan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk kader partai politik diyakini akan membuat parpol yang tergabung dalam koalisi Merah Putih tergoda.
Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat merupakan tiga partai yang paling mudah dirayu. PPP, kata dia, partai pertama yang paling berpeluang bergabung dalam koalisi pemerintah karena saat ini sedang mengalami konflik internal.
Hamdi meyakini, pascakonflik, partai berlambang kabah itu akan segera mengalihkan dukungannya. (baca: Drama Politik PPP)
"PPP juga kan sejak dulu saat menentukan dukungan di pilpres juga sudah terpecah. Hanya karena Suryadharma saja bisa ke Prabowo," kata Hamdi di Gedung LIPI, Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2014) sore.
Partai kedua yang berpeluang ikut bergabung, kata Hamdi, adalah PAN. Dia menilai, PAN juga sejak awal ragu dalam menentukan langkah koalisi saat Pilpres lalu. Dia memprediksi hal serupa akan kembali terulang.
"Waktu itu karena hanya dapat posisi Wapres dari Hatta Rajasa saja mereka ke Prabowo. Sekarang kan sudah tidak bisa dapat wapres," ujarnya.
Terakhir, lanjut Hamdi, Partai Demokrat yang selama ini setengah hati berada di koalisi Merah Putih. Hamdi menjelaskan, sikap Demokrat yang sejak awal menyatakan akan menjadi penyeimbang menandakan keinginan mereka untuk bermain dua kaki.
Adapun sisanya, Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai Keadilan Sejahtera, dia prediksi tak akan tergoda kursi menteri karena memiliki ideologi yang bertolak belakang dengan Jokowi-JK.
"Sudah susah kalau itu, sudah beda jauh ideologinya, bahkan cenderung sudah saling tidak suka," ujar Hamdi.