TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dunia pendidikan di Indonesia semakin berkembang dinamis. Ini sebagai respon atas terus berkembangnya dinamika di tingkat global yang menuntut Indonesia siap berkompetisi yang diwarnai oleh perkembangan dan kemajuan teknologi dan informasi.
Terkait tentang pengelolaan kurikulum pengaajaran siswa misalnya, kini mulai dikembangkan metode pembelajaran baru yang disebut Computational Thinking.
Computational thinking merupakan pendekatan untuk menyempurnakan kualitas pembelajaran dengan membantu menumbuhkan karakter kuat individu siswa.
Pendekatan ini dipercaya mampu mendukung generasi muda Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan, baik di dunia pendidikan saat ini, maupun dunia persaingan kerja di masa depan.
Computational Thinking pulalah yang menjadi dasar pengembangan metode pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Math), sebuah metode pembelajaran efektif yang menggabungkan empat bidang utama yaitu, sains, teknologi, matematika, serta teknik.
Pakar Pendidikan Abad 21 yang juga Presiden Direktur PT Eduspec Indonesia, Indra Charismiadji memperkenalkan metode pembelajaran ini di seminar dan workshop bertema “Computational Thinking: Designing A Strategic Learning" yang digelar Sampoerna University bekerja sama dengan PT Eduspec Indonesia.
Seminar ini menghadirkan peserta para kepala sekolah dari 60 sekolah swasta di Jakarta.
Indra menyatakan, munculnya tantangan pada kurikulum pendidikan di Indonesia yang semakin dinamis menjadikan Indonesia harus lebih peka dalam membuat kerangka pendidikan yang strategis demi menjawab kompetisi global abad 21 yang sarat dengan perkembangan teknologi dan informasi.
Dia menegaskan, kerangka Computational Thinking bisa diaplikasikan sebagai jawabannya .
Indra juga menjelaskan, metode STEM mengajak siswa mengintegrasikan semua mata pelajaran yang mereka terima di sekolah dan mengkorelasikannya dengan kehidupan sehari-hari.
Menurut Indra proses pembelajaran modern abad 21 membutuhkan tujuh keahlian utama siswa.
Yakni, kolaborasi, kreatif, berpikir kritis, komputerisasi, pemahaman budaya, mandiri dalam belajar serta karier, agar siswa siap menghadapi persaingan global.
Saat ini materi kurikulum STEM telah disiapkan untuk sekolah-sekolah di negeri. Kurikulum ini juga mengajarkan anak didik tentang computational thinking.
"Artinya, bukan sekadar belajar menekan tombol, tapi belajar memecahkan masalah dengan teknologi, atau berpikir layaknya komputer,” ujar pria yang aktif di organisasi Dewan Pakar di Asosiasi Guru TIK / KKPI Indonesia (AGTIFINDO) ini.