TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Gurat fajar membuka harinya.
Seperti biasa, Untung bergegas untuk bekerja.
Tak sedikit pun keluh kesah meluncur dari bibirnya.
Meski hidup yang sudah separuh abad tak pernah mudah dirasa.
Langkah demi langkah menjejak mantap penuh asa.
Sepintas tak ada beda dari sosoknya.
Namun, Untung tak seberuntung namanya.
Ia lahir tak sempurna, tanpa kedua tangan pelengkap pancaindera.
Tapi hidup tak lantas berhenti begitu saja.
Tekadnya membaja dengan mengabdi sebagai guru di desanya.
Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum, Sumenep, Madura, Jawa Timur, sudah lebih dua dasawarsa Untung memandu para siswa.
Pekerjaan mulia yang tak sebanding dengan upah yang diterima.
Pahlawan tanpa tanda jasa itu yang melekat pada dirinya.
Bagi para siswa, Untung bagai pelita.
Meski dalam keterbatasan, untung tak pernah berpangku tangan.
Selagi masih bisa dilakukan, ia sungkan untuk meminta bantuan.
Simak keseharian Untung saat mengajar anak didiknya dalam tayangan video di atas. (*)
>