TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap bangunan adat menyimpan makna seperti rumah bugis. Filosofinya secara apik disajikan dalam video karya Pramuka Kwarcab Gerakan Pramuka Wajo, Sulawesi Selatan.
Video tersebut diunggah lewat akun instagram @gerakanpramuka. “Video tentang filosofi rumah Bugis. Keren neh, nambah pengetahuan kita”, begitu keterangan di akun instagram Kwarnas Gerakan Pramuka, Selasa (11/4/2017).
Video yang sudah ditonton 2562 orang tersebut dapat ditonton di https://www.instagram.com/p/BSuWy64gfx7/
Yulistyah Rustan, Pramuka dalam video tersebut, menjelaskan rumah bugis dikenal dengan rumah sulapa’eppa’. Yaitu, rumah yang berbentuk persegi empat.
"Istilah sulapa’eppa’ dalam kehidupan masyarakat, bahwa segala sesuatu baru dikatakan sempurna dan lengkap jika memiliki sulapa’ eppa’. Unsur duniawi, yaitu api, air, tanah dan udara,” jelas Yulistyah.
Lanjut Yulistyah, rumah bugis memiliki tiang yang menyangga rumah tersebut. Jumlah tanggangnya menandakan status sosial seseorang.
Bagian atas rumah yang disebut dengan botting langit berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian masyarakat. Itulah tadi filosofi rumah bugis yang tersirat dan penuh makna.
Video reportase tersebut merupakan salah satu karya peserta Lomba Video Reportase Pramuka yang diadakan Kwarnas Gerakan Pramuka.
Banyak karya pramuka lainnya dan bisa dicek dengan mengetik tagar #SetiapPramukaAdalahKantorBerita di Instagram.
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault menjelaskan bahwa salah satu fokus Kwarnas Gerakan Pramuka adalah mendorong setiap Pramuka menjadi kantor berita, maksudnya Pramuka memiliki kemampuan memberitakan potensi daerahnya.
“Saya juga ikut menyebarkan beberapa video pariwisata karya Pramuka di akun Instagram @adhyaksadault, yang membanggakan kita, rata-rata reporter Pramuka ini usianya 7-25 tahun, masih sangat muda, namun kepedulian terhadap daerahnya luar biasa”, jelas Adhyaksa Dault dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (12/4/2016)
Sementara itu, Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Kominfo, Hariqo Wibawa Satria menjelaskan, lomba ini akan ditutup pada Selasa, 25 April 2017, pukul 24.00 WIB.
"Lomba video reportase Pramuka ini boleh diikuti dengan menggunakan kamera HP, tidak harus kamera DSLR/SLR,” kata Hariqo.