TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy nampaknya belum menyerah dalam merealisasikan gagasannya Full Day School.
Itu dapat dilihat dari upaya Muhadjir mengunjungi Pondok Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang, Rabu (27/6).
Kendati dibalut dengan tema silaturahmi pada momentum Lebaran, namun kunjungan Muhadjir itu ditengarai untuk mengajak pihak Ponpes Mambaul Ma'arif mendukung gagasannya.
Pengasuh Ponpes Mambaul Ma'arif, KH. Abdul Salam Shohib menyambut baik semangat silaturahmi Mendikbud.
Akan tetapi, Gus Salam-sapaan akrab KH Abdul Salam Shohib-menegaskan bahwa pihaknya sejak awal menolak gagasan Full Day School.
"Ya, sejauh ini kami melihat kedatangan Mendikbud hanya silaturahmi biasa. Kalau pun 'silaturahmi' dibumbui dengan meminta dukungan untuk Full Day Scholl tidak ada masalah. Yang jelas, kami tetap menolak diterapkan Full Day School," tutur Gus Salam.
Senada dengan Gus Salam, anggota Komisi X FPKB DPR RI Hj. Lathifah Shohib juga menyambut baik kunjungan Mendikbud ke Denanyar.
"Kami tentu bangga kedatangan pak Menteri, semoga silaturahim ini membawa berkah bagi perkembangan Pondok Pesantren, khususnya Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang," jelas Hj Lathifah Shohib yang juga salah satu dewan penasehat PP Mambaul Maarif Denanyar.
Terkait kebijakan FDS yang menuai pro dan kontra, Hj Lathifah Shohib berharap kebijakan tersebut tidak kembali di wacanakan oleh Mendikbud.
"Sebaiknya di musyawarahkan terlebih dahulu seperti yang sudah disepakati dalam pertemuan dengan Presiden, MUI, NU dan Muhammadiyah," katanya.
"Semoga dengan kunjungan silaturahim ini, menteri mengetahui sistem yang di terapkan dalam proses pembelajaran di pondok pesantren," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderan PBNU Hery Haryanto Azumi mengapresiasi sikap tegas Ponpes Denanyar.
Untuk kesekian kalinya, Hery menganggap Full Day School akan berdampak buruk pada Madrasah Diniyah yang selama ini dijalankan oleh Ponpes.
Menurut Hery yang pernah menimbal ilmu agama di Ponpes Denanyar, Madrasah Diniyah sudah terbukti punya peran penting dalam menangkal radikalisme dari hulu.
"Karena di Madrasah Diniyah sangat efektif dalam membangun karakter generasi bangsa," tuturnya.
Nah jika pemerintah saat ini ingin membuat rumusan untuk membangun karakter bangsa, kata Hery, kalangan pesantren bersedia membantu Presiden merumuskan payung hukum kebijakan tersebut.
"Dengan begitu, kebijakan yang akan dikeluarkan nanti, lebih sesuai seperti yang diharapkan," ujar Sekjen PP Majelis Dzikir Hubbul Wathan ini.