TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Indonesia harus memiliki banyak wirausahawan berbasis sains terapan dan teknologi karena itulah salah satu cara untuk terbebas dari jebakan negara dengan pendapatan menengah.
Pendidikan tinggi yang akan datang pasti berbeda dengan pendidikan tinggi yang ada jaman dulu.
"Sebagai pengamat ekonomi, tantangan Indonesia kalau diletakkan dalam satu kalimat itu sangat sederhana,” kata Rektor Universitas Prasetiya Mulya Dr Djisman S Simandjuntak saat kuliah Perdana bertajuk ‘Kolaborasi Pendidikan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemajuan Bisnis-bisnis STEM Inovatif di Indonesia’n di Universitas Prasetiya Mulya, Kampus BSD, Rabu (30/8/2017).
Djisman menyatakan, pertanyaan besar yang dihadapi manusia tidak bisa dipecahkan hanya dengan satu disiplin ilmu namun pemecahan harus multidisiplinary.
“Ini hanya bisa dilakukan lewat kolaborasi. Pendidikan tinggi abad ke-21 harus sangat kuat dalam kolaborasi multidisiplin,” katanya.
Baca: BEI Hadirkan Galeri Investasi di Universitas Prasetiya Mulya
Memasuki babak baru dalam perjalannya, sekolah bisnis yang kini sudah bertransformasi menjadi universitas akan memperingati Dies Natalis ke-35 pada September 2017.
Dengan mengusung tema besar Embarking on Sci-Tech Driven Business, Universitas Prasetiya Mulya memperluas portofolionya menjadi universitas pelopor yang menggunakan platform kolaborasi antara rumpun ilmu bisnis dengan sains terapan dan teknologi.
Saat kuliah perdana, Adrian Lembong Direktur Teknologi PT. Adaro Power untuk memberikan orasi ilmiah seputar peningkatan efisiensi melalui kolaborasi bisnis, sains terapan dan teknologi dalam perkembangan dunia era modern.
“Dengan perkembangan teknologi yang pesat, timbul tantangan baru manusia, yaitu meningkatkan efisiensi dari segala aspek. Karena dengan meningkatkan efisiensi ini, manusia bisa lebih berkembang dari masa-masa sebelumnya,” kata Adrian dalam keterangannya.
Baca: Mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya Berkempatan Kuliah di Luar Negeri Melalui Study Abroad
Ia menambahkan bahwa setiap orang dituntut terus berpacu dengan ragam informasi, yang tidak hanya terbatas pada satu bidang, namun harus juga mengetahui bidang-bidang lain.
“Indonesia memiliki potensi entrepreneurship yang besar, maka bidang bisnis, science dan engineering harus bersinergi supaya hasil yang diciptakan bisa lebih optimal. Cross over study di Universitas Prasetiya Mulya melalui hadirnya School of Business & Economics dan School of Applied STEM dianggap menarik dalam hal memenuhi kebutuhan bisnis dan teknologi saat ini," katanya.
Dalam acara Kuliah Perdana ini, Prasetiya Mulya juga memberikan apresiasi kepada 12 mahasiswa aktif yang berprestasi dalam skala nasional dan internasional di bidang akademik maupun non akademik.
Komitmen Prasetiya Mulya terhadap pengembangan pendidikan Indonesia juga dilakukan melalui pemberian beasiswa prestasi dan bantuan biaya kuliah bagi siswa-siswi lulusan SMA/sederajat dengan kondisi keuangan keluarga yang terbatas melalui pemberian beasiswa bagi 34 mahasiswa baru dan lebih dari 40 beasiswa bagi mahasiswa aktif pada tahun ajaran 2017/2018.
Beberapa penerima beasiswa adalah finalis Olimpiade Sains Nasional, anak guru, orangtua tunggal pedagang usaha kecil, dsb.