News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Daoed Joesoef, Ekonom Yang Teguh Berpartisipasi d Dunia Pendidikan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Daoed Joesoef menolak Bakrie Award karena usaha Bakrie yakni PT Lapindo kini menyusahkan rakyat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Tokoh pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Soeharto, Daoed Joesoef, berpulang pada Selasa (23/1/2018), di RS Medistra, Jakarta Selatan.

Daoed sendiri merupakan seorang ekonom dan akademisi bidang ekonomi moneter. Ia pernah menjadi Kepala Departemen Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia.

Dengan latar belakangnya ini, pada tahun 1953, Daoed sempat ditawari untuk menjadi Gubernur Bank Indonesia menggantikan Sjafruddon Prawiranegara.

Tawaran itu ditolaknya dengan alasan independensi. Menurut Daoed, dalam Harian Kompas, 8 Agustus 2016, ia tak akan lagi bebas dan menulis jika menjadi Gubernur BI.

Baca: Jeritan Hati Sang Ayah yang Putrinya Tewas Usai Berhubungan Badan Dengan Pacar

"Saya menolak karena jika saya masuk BI, saya tidak lagi bebas menulis dan berpikir. Segala tulisan harus dikonsultasikan dengan atasan," ujar Daoed saat itu. 

Ia lebih memilih tetap menjadi pendidik dan melanjutkan pendidikannya di Sorbonne, Paris.

Pada 1964-1973, Daoed menempuh pendidikan di Sorbonne hingga meraih dua gelar doktor di Universite de Paris I, Pantheon-Sorbonne, Perancis.

Di sana, ia menyusun sejumlah konsep penyelenggaraan negara dengan pendekatan multidisipliner.

"Konsep itu terdiri dari pembangunan ekonomi nasional, pertahanan keamanan, dan pembangunan pendidikan," ujar Daoed.

Ditawari jadi Mendikbud

Tawaran menjadi menteri menghampirinya sepulangnya dari Sorbonne.
Presiden Soeharto memintanya menjadi menteri di Kabinet Pembangunan III. Bukan di bidang ekonomi, melainkan pendidikan.

Saat bertemu Soeharto di Cendana, Daoed pun menyampaikan konsep pendidikan yang disiapkannya. 

Daoed mengatakan, ia kaget karena Soeharto mengaku sudah tahu konsep itu.

"Itu sebuah misteri. Mungkin beliau tahu melalui Mohammad Hatta (mantan Wapres). Pasalnya, sebelum dipanggil Pak Harto, saya memang sempat menyampaikan konsep-konsep saya kepada Hatta. Entahlah," kata Daoed.

Daoed kemudian menyiapkan konsep pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan, yang membangun masa depan melalui pendidikan generasi muda.

Menurut dia, generasi muda adalah investasi besar bangsa.

"Mereka harapan sekaligus manusia masa depan. Melalui pendidikan kita menyiapkan masa depan. Ada nilai investasi di sana dengan memberi generasi muda cukup ilmu," kata pembina CSIS ini.

BIODATA DAOED JOESOEF
(Sumber: Litbang Kompas)

Nama Lengkap : Daoed Joesoef
Tempat, Tanggal Lahir : Medan Kota, Sumatera Utara, 8 Agustus 1926
Agama : Islam
Jabatan : Pembina Yayasan CSIS

PENDIDIKAN :
Umum:
- HIS, Medan ( 1939 )
- MULO-Tjuu Gakko, Medan ( 1944 )
- SMA, Yogyakarta ( 1949 )
- Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Jakarta ( 1959 )
- Program Master, Universite de Paris I, Pantheon-Sorbonne, Perancis ( 1969 )
- Doctorat de L'Universite, Universite de Paris, Perancis ( 1965 )
- Docteur d'Etat es Sciences Economiques, Universite de Paris I, Pantheon-Sorbonne, Perancis ( 1973 )

PERJALANAN KARIER, di antaranya:
Pekerjaan :
- Lektor Muda Universitas Indonesia (UI), Jakarta
- Lektor Universitas Indonesia (UI), Jakarta
- Lektor Kepala Universitas Indonesia (UI), Jakarta
- Asisten Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Jakarta ( 1956 )
- Dosen Ekonomi Moneter dan Keuangan Negara Universitas Indonesia (UI), Jakarta ( 1958 - 1965 )
- Kepala Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Jakarta ( 1962 - 1965 )
- Kepala Jurusan Umum Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Jakarta ( 1962 - 1965 )
- Kepala Jurusan Umum dan Ekonomi Pemerintahan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Jakarta ( 1964 - 1965 )
- Kepala Departemen Administrasi Umum Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Jakarta ( 1964 - 1965 )
- Direktur CSIS ( 1970 - 1973 )
- Anggota Research Council Centre for Strategic and International Studies-Georgetown University, Washington DC, AS ( 1976 - 1978 )
- Ketua Dewan Direktur CSIS ( 1983 - 1999 )
- Pembina Yayasan CSIS ( 1999 )

Pemerintahan :
- Staf Ahli Menteri Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( 1976 - 1978 )
- Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) ( 1983 - 1998 )
  Legislatif :
- MPR dari Golongan Karya (Golkar) ( 1983 - 1988 )
  Menteri :
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Pembangunan III ( 1978 - 1982 )
 
TNI/POLRI :
  Kepangkatan :
- Letda ( 1950 ) 

PUBLIKASI :
- Buku : Borobudur. Penerbit : Kompas
- Artikel: Mengenai masalah di bidang Ekonomi, Keuangan , Perbankan, Filosofi, Pendidikan, Kebudayaan, Kesenian dan Ilmu-ilmu Ekonomi
- Buku : International Monetari Problems. Penerbit : CSIS ( 1971 )
- Buku : The Shift of International Politics towards Asia. Penerbit : CSIS ( 1971 )
- Buku : The Significance of Nixons Visit to Communist China. Penerbit : CSIS ( 1972 )
- Buku : Dua Pemikiran tentang Pertahanan dan Keamanan Indonesia. Penerbit : Yayasan Proklamasi-CSIS, Jakarta ( 1975 )
- Buku : Manusia, Masyarakat dan Alam Semesta. Penerbit : CSIS ( 1990 )
- Buku : Emak. Penerbit : Kurnia, Cetakan I ( 2003 )
- Buku : Emak. Penerbit : Kompas, Cetakan II ( 2005 )
 
PENGHARGAAN :
- Satyalancana Dwidya Sistha dari TNI-AL ( 1981 )
- Bintang Mahaputera Adipradana dari Pemerintah Republik Indonesia ( 1982 )
- Gelar Sutan Iskandar Muda Nasution dari Masyarakat Mandailing Tapanuli ( 1982 )
- Bintang Commandeur de L'Ordre des Arts et desa Letters dari Pemerintah Republik Perancis ( 1983 )
- Penghargaan Nugra Jasadaruna Pustaloka dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ( 2005 )
 
KELUARGA :
- Sri Soelastri, SH (isteri)
- 1. drh. Sri Sulaksmi Damayanti, M.Sc, Ph.D (anak)
- Dr. Ir. Bambang Pharmasetiawan, MSEE (menantu)
- 1. Natasha Primayanti Pharmasetiawan (cucu)
- 2. Garin Dwiyanto Pharmasetiawan (cucu)
 

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini