(TribunSolo.com/Imam Saputro)
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, Ari Natalia Probandari, dan tim berhasil mendapatkan hibah riset dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia.
Dana hibah senilai 1.910.000 AUS Dollar atau sekitar Rp 19 miliar.
Dana hibah itu diperoleh Ari bersama peneliti dari UNSW Sidney, Universitas Gadjah Mada (UGM), London School of Hygiene and Tropical Medicine dan The George Institute for Global Health.
Konsorsium tersebut meneliti tata kelola penjualan antibiotik di Indonesia.
Improving The Dispensing of Antibiotics By Private Drug Sellers in Indonesia: a Missing Ingredient in the Fight Against Antimicrobial Resistance, menjadi judul penelitian konsorsium lintas negara tersebut.
Ari kepada TribunSolo.com di Solo, Senin (27/8/2018), menjelaskan, riset bertujuan untuk melakukan perbaikan dari tata kelola peredaran obat antibiotik di Indonesia.
Terutama di apotek atau toko obat swasta yang selama ini diduga masih menjual antibiotik secara bebas.
Kenapa Ari dan kawan-kawan mengambil objek penelitian ini ?