TRIBUNNEWS.COM – Pendidikan tinggi memang sekarang bukan lagi jadi hal tabu, semua kalangan yang mampu bisa mengecap pendidikan setinggi mungkin.
Perempuan Indonesia sempat merasakan masa dimana mereka tidak memiliki hak untuk mengecap bangku pendidikan. Sebelum akhirnya muncul sosok pembela hak kaum Perempuan, Raden Ajeng Kartini.
Percaya tidak percaya, sampai kini masih ada beberapa negara yang melarang perempuan menuntut ilmu dan memenuhi kebutuhan intelektualnya. Dari konflik ini, lahirnya R.A. Kartini lain yang sama-sama memperjuangkan hak perempuan, terutama di bidang pendidikan.
Malala Yousafzai contohnya. Malala mati-matian berjuang agar perempuan Pakistan bisa memperoleh pendidikan meski berada ditengah kekangan Taliban.
Ia sampai mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan ideologinya tersebut.
Dia menjadi sorotan dunia saat berhasil lolos dari percobaan pembunuhan oleh Taliban saat ia berusia 15 tahun.
Ia ditembak dibagin kepala oleh seorang penembak Taliban pada 2012 lalu. Sejak itu, ia makin gencang menyuarakan perlawanannya terhadap kelompok tersebut.
Selain menyuarakan pentingnya pendidikan bagi perempuan, ia juga mendotong perempuan untuk bisa menjadi agen perubahan untuk komunitas mereka.
Sekarang, Malala sedang menempung pendidikan di Universitas Oxford Inggris dan berniat kembali ke Pakistan setelah menyelesaikan studinya.
Perempuan Indonesia memang lebih beruntung dari perempuan Pakistan yang dihantui perang dan mengorbankan hak mengecap pendidikan mereka.
Mirisnya, perempuan Indonesia masih berperang melawan tekanan ekonomi yang masih menjadi hambatan bagi mereka untuk melanjutkan studi.
Fair & Lovely bersama Hoshizora Foundation mengadakan survei dengan 200 wanita mengenai hal ini. Hasilnya menunjukkan bahwa 200 wanita mengungkapkan bahwa sekitar 64% dari perempuan Indonesia ragu untuk mengejar mimpinya. Ada beberapa penyebabnya, mulai dari lingkungan hingga faktor finansial keluarga.
Padahal, setiap perempuan pasti memiliki mimpi dan potensi untuk bisa jadi diri yang bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya.
Fair & Lovely memahami bahwa masa depan Indonesia terletak di tangan generasi muda, termasuk pula peran serta aktif dari para wanita.
Hal ini melatarbelakangi Fair & Lovely untuk selalu berkomitmen memberdayakan wanita Indonesia melalui berbagai program agar merasa lebih percaya diri sehingga nantinya mereka dapat berkembang menjadi wanita Indonesia modern masa depan yang cerdas, profesional dan mampu berkontribusi dalam membangun bangsa.
Salah satunya melalui program Beasiswa Fair & Lovely Bintang yang memberikan kesempatan bagi anak perempuan untuk mengejar pendidikan tinggi.
Program yang sudah memasuki tahun ke-3 ini memiliki tujuan untuk memberdayakan perempuan muda untuk mengejar impian dan cita-cita mereka lebih tinggi dari apa yang diharapkan dari mereka. Soalnya, gender seharusnya tidak lagi menjadi batasan sejauh apa mereka bisa melangkah.
Dalam melaksanakan program ini, Fair & Lovely bekerjasama dengan Hoshizora Foundation sebagai mitra terpercaya untuk menyeleksi, menyalurkan beasiswa serta melakukan pendampingan kepada 50 wanita terpilih. Caranya mudah, kamu tinggal mendaftarkan diri di www.voteuntukimpianku.com sebelum 31 Maret 2019.
Hoshizora Foundation yang merupakan yayasan nirlaba yang berpusat di Yogyakarta berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak Indonesia yang berprestasi dan mempunyai motivasi tinggi namun mempunyai hambatan dari segi finansial
Selain para 50 wanita terpilih, Fair & Lovely juga memberikan kesempatan pendidikan tambahan lainnya kepada lebih banyak wanita di seluruh Indonesia. Cek info lengkapnya di sini.
Penulis: Dessita Chairani