Pembangunan infrastruktur besar-besaran di seluruh pelosok negeri dalam 5 tahun terakhir telah memperkuat fondasi bagi percepatan pertumbuhan bangsa.
Ke depannya, Indonesia tidak hanya membangun megaproyek infrastruktur namun juga meningkatkan sumber daya manusianya agar dapat berpikir cerdas untuk membangun masa depan bangsa ini.
Berbagai pencapaian gemilang dan perjalanan yang visioner telah menempatkan Indonesia di peta dunia dan membuat mata dunia tertuju pada nusantara
Namun pertanyaannya adalah bukan seberapa banyak kita dapat membangun, tetapi bagaimana hal tersebut dapat bertahan bagi anak-anak kita. Isu mengenai memiliki masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan telah menjadi topik diskusi di antara para tokoh bangsa, termasuk bagaimana pembangkit listrik bisa lebih pintar, lebih bersih dan lebih hijau.
Dr. Ir. Heru Dewanto, IPU, Presiden Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Ketua Umum The ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) mengatakan bahwa jalan untuk mengembangkan solusi cerdas dimulai dari membangun kualitas sumber daya yang berpikiran cerdas.
“PII berdiri di garis depan bersama dengan putra terbaik Indonesia, memberdayakan bangsa melalui solusi yang lebih cerdas. Kami percaya hal itu pertama-tama dimulai dengan membangun kualitas sumber daya manusia, itulah sebabnya PII telah mengambil langkah strategis untuk memastikan kami memiliki apa yang diperlukan," ujar Heru.
Pameran Electric & Power Indonesia ke-19 akan diselenggarakan bersamaan dengan pembukaan Conference of ASEAN Federation Engineering Organization atau CAFEO yang diadakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Heru menyebut konferensi ini lebih dari sekedar acara pertemuan tahunan. “Merupakan suatu kehormatan bagi PII untuk menjadi tuan rumah CAFEO tahun ini. Kami gunakan kesempatan ini untuk unjuk pencapaian para insinyur Indonesia kepada rekan-rekan insinyur lainnya di ASEAN dan Asia Pasifik. Acara ini juga merupakan perayaan keberhasilan kami dalam mengembangkan infrastruktur. Saya rasa kita patut berbangga akan hal tersebut," tambahnya.
Melistriki Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau seluas Indonesia, yang juga terdiri dari ribuan pulau, merupakan tantangan tersendiri. Pemasangan jaringan listrik seringkali terkendala kondisi alam dan geografis yang tidak mendukung.
Meski demikian, program elektrifikasi yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kini sudah mencapai angka 98.8 persen dari target 99.9 persen hingga akhir tahun 2019. Dibutuhkan upaya luar biasa untuk mencapai 1 persen sisanya, karena PLN harus mampu menjawab dua tantangan besar dalam hal eleftrifikasi yaitu: infrastruktur dan daya beli masyarakat.
Sebagai salah satu langkah untuk akselerasi pencapaian target program elektrifikasi, Kementerian ESDM bersinergi dengan PLN berupa bantuan listrik gratis melalui progam Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dan pembangungan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) di berbagai titik di daerah terpencil.
Sementara banyak orang masih menganggap bahwa PLN merupakan satu-satunya perusahaan yang aktif dalam mata rantai kelistrikan Indonesia, padahal ada beberapa perusahaan yang juga terlibat dalam pencapaian target program elektrifikasi. Misalnya dalam program percepatan infrastruktur kelistrikan 35 gigawatt (GW), peran PLN dalam penyediaan pembangkit tenaga listrik hanya sekitar 25 persen (8.7 GW), sedangkan sisanya merupakan peran swasta.
Dalam rangka mendukung pemerintah untuk tercapainya target program elektrifikasi di Indonesia, PT Pamerindo Indonesia akan menyelenggarakan pameran Electric & Power Indonesia 2019, yang akan diselenggarakan pada 11-14 September, di JIExpo Kemayoran Jakarta. Berbagai penyedia dan pembangkit listrik terkemuka dari sektor industri serta energi terbarukan akan berpatisipasi dalam pameran ketenagalistrikan terbesar di Asia Tenggara ini.
Ben Wong, Managing Director Pamerindo Indonesia mengatakan, “Dengan menghadirkan pakar dan insinyur di industri energi pada konferensi pers ini dan melalui penyelenggaraan Electric & Power Indonesia 2019 yang akan diselenggarakan pada pertengahan September mendatang, Pamerindo berharap dapat mempromosikan dan memperluas peran dan efektivitas sektor swasta dalam melistriki seluruh nusantara dan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian listrik serta bahan baku,” kata Ben.
“Alternatif sumber energi juga perlu dipikirkan sehingga kita tidak perlu khawatir kekurangan energi," tambahnya.
Lebih dari 900 perusahaan dari 39 negara baik lokal maupun luar negeri, termasuk 7 pavilion/regional seperti China, Jerman, Korea-KEMC, Korea-KOEMA, Singapura, Taiwan (TEEMA) dan Turkey akan bereksebisi dalam pameran di area seluas kurang lebih 18.000 sqm.
Hadirnya merek-merek terkemuka memberi ragam pilihan untuk melengkapi kebutuhan para pemangku kepentingan akan industri electric, power & renewable energy.
Beberapa nama penyedia kebutuhan industri sektoral terkemuka kembali hadir meramaikan pameran antara lain Schneider Electric Indonesia, Voksel Electric, ABB, Altrak 1978, Chint Indonesia, Guna Elektro, Himel, KMI Wire, Legrand, MTU, Siemens, Sahabat Indonesia, Tekhnik Unggul Listrindo, Pura Mayungan, dan masih banyak lagi.
Ir. Eddie Widiono S.,M.Sc., M.M, Pendiri dan Ketua Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia mengatakan otomatisasi dan digitalisasi energi telah menjadi kebutuhan mutlak pada saat ini agar dapat meningkatkan efisiensi konsumsi listrik dan bahan baku. Ini dapat dilakukan misalnya dengan membuat data profil pelanggan sehingga penyedia listrik menyesuaikan kapasitas operasional pembangkit listrik mereka sesuai dengan waktu pemakaian pelanggan.
Pada kesempatan yang sama, Schneider Electric Indonesia dan Voksel Electrik, dua diantara peserta pameran Electric & Power Indonesia 2019 mendatang turut menyampaikan dukungannya.
Menurut Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia, “Dunia kita berubah dengan cepat, dan saat ini kita menghadapi perubahan tektonik dalam transisi energi dan revolusi industri. Menjawab tantangan perubahan iklim dan keberlanjutan energi, kami menyediakan digital energi sebagai solusi dan otomatisasi untuk efisiensi konsumsi energi dan bahan baku serta energi yang berkelanjutan.” Selain itu Xavier juga menegaskan bahwa keberlanjutan yang dimaksud oleh Schneider di sini memiliki cakupan yang luas, termasuk dekarbonisasi.
“Hari ini Schneider telah mampu menjawab tantangan ini dengan menawarkan produk premiumnya, EcoStruxure, arsitektur energi dengan platform berkemampuan IoT unutk mengoptimalkan pemakaian listrik berdasar kebutuhan pelanggan," tutur Xavier.
Sementara Direktur Voksel Electric Rudy Yuliarko, menyatakan bahwa sebagai produsen kabel terkemuka yang mengkhususkan diri dalam produksi kabel listrik, telekomunikasi dan optic fiber, sepenuhnya mendukung transisi energi fosil ke energi terbarukan yang lebih berkeberlanjutan melalui komitmen perusahaan dalam mencegah pencemaran lingkungan dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
Presiden Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Ketua Umum The ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) Dr. Ir. Heru Dewanto, IPU mengatakan bahwa setiap tantangan dapat disiasati dengan adanya kolaborasi banyak pihak, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), dan pemanfaatan teknologi. CAFEO37 akan menghadirkan Indonesian Engineering Exhibition yang menyajikan pencapaian Indonesia dalam solusi teknik dan konferensi 2 hari tentang Rekayasa untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Pameran Electric & Power Indonesia 2019, didukung oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI), Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (APERLINDO), Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL), Asosiasi Perusahaan Teknik Mekanikal dan Elektrikal (APTEK), Asosiasi Perusahaan Peralatan Listrik Indonesia (APPI), Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI), dan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI).