TRIBUNNEWS.COM - Indonesia merupakan wilayah yang rawan mengalami peristiwa gempa bumi.
Hal tersebut karena wilayah Indonesia berada di dalam kawasan Cincin Api Pasifik.
Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut wilayah yang sering mengalami letusan gunung berapi aktif dan gempa bumi.
Indonesia juga berada di titik pertemuan antara tiga lempeng bumi.
Yakni, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.
Baca : BMKG Catat Gempa Bumi M 5,2 Guncang Bengkulu Jumat (15/11/2019) Siang, Tak Berpotensi Tsunami
Gempa bumi terjadi saat lempeng-lempeng ini bergeser, pecah atau bahkan mencuat ke atas.
Potensi tsunami juga bisa terjadi jika ada tumpukan lempeng.
Selain Skala Ritcher, Skala Mercalli adalah satuan untuk mengetahui kekuatan gempa bumi.
Gempa bumi dapat di ukur menggunakan Skala Mercalli atau Skala MMI.
Baca : Kelahiran Cucu Jokowi, Selvi Ananda Melahirkan di RS PKU Solo, Gibran Nantikan Anak Kedua
Skala Mercalli atau Skala MMI
Dilansir bmkg.go.id, Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Satuan tersebut diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Baca : Mengenal Apa Itu Skala Richter dan MMI dan Berikut Perbedaannya
Melalui studi tersebut, Skala Mercalli sangatlah subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
Berikut ini 12 tipe Skala MMI:
1. I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
2. II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
3. III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
4. IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
5. V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
6. VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
7. VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
8. VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.
Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
9. IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak.
Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
10. X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
11. XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
12. XII MMI
Hancur sama sekali, gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap dan benda-benda terlempar ke udara.
Baca : Gempa Bumi M 5,2 Guncang Barat Daya Bengkulu Jumat (15/11/2019) Siang, Tak Berpotensi Tsunami
Skala Ritcher
Penemu Skala Richter adalah Charles Richter.
Merupakan ukuran yang digunakan untuk menggambarkan besarnya kekuatan gempa dengan cara mengukur gelombang seismik penyebab gempa.
Adapun berdasarkan KBBI, Skala Richter adalah skala yang digunakan untuk memperlihatkan besarnya kekuatan gempa.
Dilansir TribunJogja.com, berikut ukuran dalam skala richter:
< 2.0 : Gempa kecil , tidak terasa.
2.0-2.9 : Tidak terasa, namun terekam oleh alat.
3.0-3.9 : Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan.
4.0-4.9 : Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.
5.0-5.9 : Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik.
6.0-6.9 : Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km.
7.0-7.9 : Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas.
8.0-8.9 : Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil.
9.0-9.9 : Menghancurkan area ribuan mil.
10.0-10.9 : Terasa dan dapat menghancurkan sebuah benua.
11.0-11.9 : Dapat terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi akibat tumbukan meteorit raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh. Contohnya tumbukan meteorit di teluk Chesepeak.
12.0-12.9 : Bisa terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan meteorit di semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang membentuk kawah Chicxulub.
> 13.0 Belum pernah terekam.
Dengan perekembangan teknologi seperti ini, masyarakat dapat memantau perkembangan infomasi kebencanaan, terlebih gempa bumi di situs terpercaya seperti di https://www.bmkg.go.id/.
Masyarakat juga dapat informasi terbaru melalui applikasi BMKG, dan juga sosial media BMKG.
Instagram BMKG LINK >>
Twitter BMKG LINK >>
Berikut informasi terkait tingkatan gempa beserta kerusakan yang ditimbulkan:
Baca : 5 Fakta Seputar Gempa M 7.1 di Maluku Utara, Terjadi 89 Gempa Susulan hingga Total Bangunan Rusak
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani) (TribunJogja.com/Mon)