TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - United Nations International Telecommunications Union (ITU) Digital Inclusion Report yang terkini mengungkapkan bahwa meningkatnya tingkat pengangguran kaum muda di dunia ini membuat mereka susah untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji layak.
Oleh karena itu, selama beberapa tahun ke belakang ada perkembangan tren Coding Bootcamps di berbagai negara berkembang di dunia sebagai salah satu strategi untuk menurunkan angka pengangguran dan memberikan akses kerja bagi kaum muda dan perempuan.
"Koding akan menjadi ketrampilan wajib untuk generasi muda, selain baca-tulis-hitung," kata Ketua Yayasan Matahati Kita Indonesia Tari Sandjojo di Jakarta, Sabtu (6/3/2020).
Dikatakan Tari, mempelajari ketrampilan ini tidak berarti generasi muda langsung berhadapan dengan gawai atau layar komputer sejak dini.
"Ketrampilan koding bisa dilatih lewat kebiasaan berpikir runut dan mengelaborasi buah pikiran yang bisa dilatih lewat kegiatan sesederhana storytelling," katanya.
Tari mengajak untuk tidak membatasi eksplorasi teknologi oleh generasi muda, tapi justru diberi pembekalan supaya mereka bisa memanfaatkan teknologi secara positif.
Presiden Joko Widodo sendiri memberikan dukungannya untuk siswa Indonesia belajar koding, artificial intelligence, dan internet of things.
Baca: Para Single Mother yang Mandiri dan Bisa Maju Lewat Teknologi
Baca: Catatan ABG yang Bunuh Bocah 6 Tahun, Ada Pesan Horor soal Ayahnya: Tertawa Lihat Ayah Meninggal
Baca: Chord Gitar dan Lirik Lagu Titip Rindu Buat Ayah - Ebiet G Ade, Lengkap dengan Video Klipnya
Saat ini di Indonesia sendiri siswa tidak diwajibkan mengambil materi belajar koding sehingga bagi siswa dari keluarga tidak mampu hal ini dapat mempersempit kesempatan mereka untuk mengakses pembelajaran koding secara formal
Berkomitmen memperkenalkan ilmu koding, Yayasan Bulir Padi dan Yayasan Matahati Kita Indonesia (Matahati) meluncurkan program pendidikan pra-koding bagi anak binaan Bulir Padi dan membantu mereka memahami teknologi yang ada di kehidupannya.
Program ini difasilitasi oleh pakar programmer dari Matahati untuk anak binaan Bulir Padi di Palmerah, Jakarta Barat dan Bidaracina-Otista, Jakarta Timur selama tiga bulan ke depan.
"Melalui program ini anak bina diharapkan akan dapat memiliki media untuk menyalurkan kreativitas, membentuk cara pola berpikir terstruktur dan teliti, serta mengembangkan kebiasaan untuk belajar tidak mudah menyerah," kata Ketua Yayasan Bulir Padi Tia Sutresna.
Program ini diharapkan dapat membuka kesadaran terhadap manfaat pendidikan koding yang dapat mendukung pembentukan cara berpikir yang terstruktur.
"Khususnya dalam hal ini adalah memberi perintah ke komputer serta memberikan fondasi dasar untuk bisa menguasai teknologi yang ada di kehidupan mereka sekarang dan yang akan terus maju di masa depan,” katanya.