Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mencoba memutuskan mata rantai kemiskinan dengan mengedepankan pendidikan vokasi kepada anak dari keluarga kurang mampu.
Menurut Deputi Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono, pendidikan vokasi sangat penting untuk menyiapkan tenaga kerja.
Baca: Lowongan Kerja Badan Pusat Statistik, jadi Petugas Sensus Penduduk 2020, Pendidikan Minimal SMA
"Kenapa vokasi penting? Karena vokasi ini sekaligus untuk memutus mata rantai kemiskinan. Melalui vokasi, employability-nya akan tinggi," ucap Agus di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Rabu (12/3/2020).
Agus mengatakan, pemerintah menerbitkan KIP Kuliah yang diperuntukkan bagi anak dari keluarga tidak mampu.
Para penerima KIP Kuliah selanjutnya didorong mengikuti pendidikan vokasi.
"Terutama anak-anak dari keluarga tidak mampu. Didorong dengan KIP kuliah masuk vokasi, supaya segera dapat pekerjaan, supaya memutus mata rantai kemiskinan," tutur Agus.
Dia mengungkapkan pemerintah saat ini sedang mendorong berdirinya politeknik baru.
Hal ini dilakukan untuk menggenjot pendidikan vokasi di Indonesia.
"Itu sebabnya kenapa pemerintah mendorong munculnya politeknik baru. Pemerintah konsisten, sejak 5 tahun lalu, yaitu dengan pendidikan vokasi," pungkas Agus.
Sebelumnya, pemerintah mengintegrasikan dan mengubah program beasiswa Bidikmisi dengan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Baca: Airlangga Hartarto Beri Kuliah Umum di Seskoad Bandung
Program beasiswa Bidikmisi bakal berubah sepenuhnya menjadi KIP Kuliah.
Para penerima KIP pada jenjang sekolah bakal langsung terdata pada KIP Kuliah.