Menurut Nasirudin, kepala sekolah di SMPN 38 Jakarta sekaligus penulis, menulis buku dongeng dapat menyajikan nilai-nilai kehidupan secara utuh sehingga mudah ditangkap oleh daya fantasi sejak dini.
Anak-anak juga dengan suka cita membaca bukunya karena dilengkapi dengan ilustrasi pendukung dongeng.
Ketika buku ini dipesan, beberapa penulis yang mempunyai kemampuan mendongeng membuat program pelatihan dasar mendongeng untuk orang tua.
Materi diberikan oleh Kak Siska, Kak Mansur, Kak Yayat, Kak Ade, Kak Iin, Kak Euis, Kak Lusijani dan Kak Glen.
Pelatihan ini diberikan secara online mengingat pandemi yang masih berlangsung saat launching buku ini dilakukan.
Grup belajar mendongeng ini tidak hanya berisikan materi dongeng tapi peserta juga diminta untuk praktek mendongeng.
“Buku Amazing Fairy Tales bisa sebagai salah referensi dalam bercerita, juga sebagai portofolio karya yang berkaitan dengan profesi pendongeng,” jelas Kak Mansyur.
Pesan moral tanpa menggurui
Sambutan positif terhadap buku ini juga datang dari dinas pendidikan Jakarta Pusat.
Menurut kepala seksi Paud dan Dikmas Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat, Dwi Purwani sangat mendukung kegiatan menulis buku dongeng.
Orangtua bisa memberikan pesan positif pada anak tanpa menggurui.
Pesan beliau untuk penulisan buku anak bisa menambahkan pengetahuan yang bisa memberikan wawasan anak. Semoga minat membaca anak-anak bisa meningkat di tengah era digital seperti ini.
(Tribunnews.com/Suut Amdani)