Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori menganalogikan pendididikan saat ini dengan situasi Jepang saat terpuruk akibat kota Nagasaki dan Hiroshima di bom Amerika.
Baca: Soal Rencana Sekolah Dibuka Padahal Corona Belum Reda, Pengamat: Harus Ada Aturan agar Siswa Aman
"Saat itu, Kaisar Hirohito malah menanyakan berapa jumlah guru yang masih ada, itu menjadi clue sebenarnya pendidikan itu tidak boleh berhenti dalam situasi apapun," ujarnya kepada Tribunnews, Rabu (3/6/2020).
Isa menyatakan pendidikan harus tetap berjalan karena masa depan bangsa itu ada di bidang pendidikan.
"Dari pendidikan itu yang akan muncul siapa yang akan melanjutkan bangsa ini."
"Karena pendidikan sepenting itu, maka pemerintah punya tanggung jawab apalagi pemerintah sudah mendeklarasi apa itu new normal."
"Saya kira pemerintah sudah punya hitungan, kalau saya menghitungnya, mestinya 13 Juli sudah harus membuka," papar mantan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya ini.
Isa menuturkan, adanya ketakutan-ketakutan terhadap situasi saat ini adalah suatu bentuk kewajaran.
Namun, hal itu harus diimbangi dengan cara bagaimana pemerintah mengatasinya.
Bahwa kemudian ada ketakutan-ketakutan itu, itu wajar dan bagaimana mengantisipasinya,"
"Pemerintah juga sudah membuat protokol kesehatan, saya lebih sepakat pemerintah membuka kelas kendali tetapi dengan hitungan sesuai dengan protokol kesehatan dan dilaksanakan dengan ketat," tegas Isa yang menjadi anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur ini.
Isa juga menyinggung soal organisasi guru yang tidak setuju dengan dibukanya kembali sekolah.
"Menurut saya tidak elok karena pendidikan tidak boleh berenti, kuncinya adalah new normal itu tadi, protokolnya dijalankan dengan ketat," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)