Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ormas Muhammadiyah memilih tetap konsisten untuk tidak bergabung pada Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.
Hal tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti melalui keterangan resminya, Senin (3/8/2020).
Abdul Mu'ti mengatakan, keputusan tersebut diambil sesuai hasil rapat bersama PP. Muhammadiyah dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang (Dikti Litbang).
"Mendikbud memang sempat menyampaikan permintaan agar Muhammadiyah bisa bergabung dengan program POP. Terkait dengan permintaan tersebut, Muhammadiyah memutuskan untuk tetap tidak berperan serta dalam program POP," ujar Mu'ti.
Ia mengatakan, Muhammadiyah mengapresiasi silaturrahim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim ke PP Muhammdiyah.
Muhammadiyah pun ujar Mu'ti, menyambut baik
keputusan mantan bos Gojek itu untuk mengevaluasi program POP.
"Sekarang ini sekolah/madrasah dan perguruan tinggi sedang fokus penerimaan peserta didik baru dan menangani berbagai masalah akibat pandemi Covid-19," kata dia.
Sebelumnya, Nadiem menyambangi kantor Pusat Pimpinan (PP) Muhammadiyah pada Rabu siang (29/7/2020) lalu.
Kedatangan mantan CEO Gojek tersebut bertujuan untuk menyampaikan permintaan maaf atas polemik POP.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu juga meminta agar Muhammadiyah dapat bergabung kembali ke POP Kemendikbud.