TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kunci jawaban Tema 5 Subtema 2 Pembelajaran 5 Kelas 4 SD/MI Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017.
Buku Tematik Kelas 4 SD Tema 5 edisi revisi 2017 berjudul Pahlawanku.
Kemudian, Subtema 2 Buku Tematik berjudul Pahlawanku Kebanggaanku.
Artikel ini berisi kunci jawaban soal pembelajaran 5 di halaman 83, 84, 85, dan 86.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 2 Halaman 68 69 70 71 72 73 74 Tematik SD Subtema 2 Pembelajaran 1
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 3 SD Halaman 131 132 134 135 136 137 Tematik Subtema 3 Pembelajaran 2
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa dapat terlebih dahulu memahami soal kemudian menjawabnya sendiri.
Kunci jawaban pada artikel ini digunakan sebagai panduan oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.
Berikut ini kunci jawaban Tema 5 kelas 4 SD 83 - 86 halaman Subtema 2: Pahlawanku Kebanggaanku
Ayo Membaca
Nama asli Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.
Raden Mas Suwardi Suryaningrat menamatkan pendidikan dasar di Yogyakarta dan sempat melanjutkan pendidikannya di Stovia. Stovia adalah sekolah kedokteran di Jakarta yang didirikan khusus untuk orang Indonesia. Kemampuannya berbahasae Belanda digunakannya untuk menuliskan kritikan- kritikan terhadap pemerintah Belanda.
Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa, yaitu sekolah nasional pertama bagi rakyat Indonesia.
Taman Siswa merupakan bentuk nyata perjuangan melawan penjajah karena beliau yakin bahwa pendidikan akan membantu mencapai tujuan yaitu kemerdekaan bangsa.
Jasa Ki Hajar Dewantara sangatlah besar dalam dunia pendidikan. Beliau mendapat gelar ‘Bapak Pendidikan Nasional’ dan tanggal lahirnya, 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Halaman 83
Tulis pertanyaan berdasarkan teks di samping!
Jawaban:
1. Siapa nama asli Ki Hajar Dewantara?
2. Apa nama perguruan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara?
3. Mengapa Perguruan Taman Siswa menjadi bentuk nyata perjuangan melawan penjajah?
4. Mengapa Ki Hajar Dewantara dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional?
Mintalah temanmu menjawab pertanyaan tersebut!
Berdasarkan teks, jawablah pertanyaan berikut!
Apa jasa Ki Hajar Dewantara bagi bangsa Indonesia?
Jawaban:
Jasa Ki Hajar Dewantara adalah ia berjuang untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Karena beliau yakin bahwa pendidikan akan membantu mencapai tujuan yaitu kemerdekaan bangsa.
Mengapa Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan?
Jawaban:
Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan karena jasanya yang sangat besar untuk pendidikan Indonesia hingga mendirikan Perguruan Taman Siswa.
Dapatkah kamu bayangkan, apa yang akan terjadi dengan Indonesia jika tidak ada Ki Hajar Dewantara?
Jawaban:
Jika Indonesia jika tidak ada Ki Hajar Dewantara, maka rakyat Indonesia tidak bisa merasakan pendidikan yang layak.
Sikap apa yang bisa kita contoh dari Ki Hajar Dewantara?
Jawaban:
Sikap yang bisa kita contoh dari Ki Hajar Dewantara adalah semangat berjuang dan memiliki keinginan yang tinggi untuk memajukan pendidikan.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 4 SD Halaman 76, 77, 78, 79, 80 Buku Tematik Subtema 2 Pembelajaran 4
Baca juga: Kunci Jawaban Halaman 125, 126, 128, 129 Tema 4 Kelas 3 SD Buku Tematik Subtema 3 Pembelajaran 5
Halaman 85
Amati gambar berikut.
Tulis penjelasan tentang kabel-kabel pada tiang listrik tersebut sehubungan dengan pelajaran garis dan sinar yang telah kamu pelajari sebelumnya.
Jawaban:
Kabel-kabel pada tiang listrik dibuat sedikit kendor karena pada siang hari sinar matahari akan membuat kabel-kabel listrik itu memuai.
Kemudian, pada malam hari kabel-kabel itu akan menyusut.
Halaman 86
Apa yang terjadi jika kabel-kabel tersebut saling berpotongan?
Jawaban:
Jika kabel-kabel saling berpotongan maka tidak bisa mengalirkan listrik.
*) Disclaimer: Kunci jawaban di atas hanya sebagai panduan bagi orang tua. Tribunnews.com tidak bertanggung jawab atas kesalahan jawaban.
Sebagian dari soal di atas merupakan pertanyaan terbuka. Artinya, ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(Tribunnews.com/Yurika)