TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media sosial telah menjelma jadi sumber informasi terkini yang bisa diakses kapanpun dan di manapun. Saat ini media sosial banyak digunakan oleh kaum muda atau yang lebih dikenal dengan sebutan milenial. Hal itupun jadi tantangan tersendiri bagi pemerintah agar bisa diterima oleh milenial dalam penyampaian informasi.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Prof Dr Widodo Muktiyo menyebut, saat ini milenial memang mendominasi ranah media sosial. Hal itu membuat pihaknya terus berusaha membuat konten berkualitas dan berguna untuk semua golongan, termasuk milenial. Salah satunya dengan memberi pelatihan kepada ASN bidang kehumasan.
"Memang saya sampaikan salah satunya berita pemerintah ini tantangannya. Saat ini kami di Kominfomem buat pelatihan ASN di bidang kehumasan untuk bisa mengisi kontennya dengan milenial. Mohon dukungannya ini nanti karena ini menyangkut perubahan," kata Widodo dalam webinar yang diadakan Kominfo bertema "Komunikasi Publik Di Era Globalisasi" secara daring.
Widodo menambahkan, generasi muda tentu ingin mendapatkan komunikasi yang benar dari pihak pemerintahan. Komunikasi yang baik dan benar diharapkan mampu meminimalisir adanya kecurigaan, ketidakpercayaan hubungan antara publik dan pemerintah.
"Selain itu juga berguna untuk mendekatkan hubungan antara publik dan pemerintah dalam bingkai kemitraan yang saling menguatkan, menggelorakan semangat kerja dan pembangunan dalam rangka mewujudkan cita-cita negara, menjaga stabilitas sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan ideologi negara," ujar Widodo.
Hal senada diungkapkan Anggota Komisi I DPR RI, Rizki Aulia Rahman Natakusumah. Menurutnya, hal serupa menjadi tantangan bagi pihaknya di Komisi I DPR RI.
"Jadi salah satu yang dilakukan ini juga jadi masukan buat kita di Komisi I dan saya yakin masukan yang baik buat Pak Dirjen. Ini merupakan salah satu terobosan tapi saya juga paham bahwa mungkin cara kita mengemas cara gaya bahasanya dengan gaya yang lebih muda ya," kata Rizki.
Menurut Rizki, kaum milenial memiliki gaya dan kebutuhan lain dalam mengakses informasi. Maka, ia mengatakan, Pemerintah pun harus mempunyai inovasi bagaimana kedepannya informasi yang disebarkan pemerintah bisa dicerna dengan baik oleh kaum muda.
Founder & CEO Projek, M Rodi Munawar menekankan hal lain yang dibutuhkan masyarakat dalam bermediasosial, salah satunya bijak dalam menggunakannya. Seperti diketahui, banyak permasalahan yang terjadi bermula dar ikesalahan bermediasosial, seperti ujaran kebencian hingga menyebarkan berita hoaks atau bohong.
"Apapunsaatinibisatinggalbuka handphone. Dengan digital memang 90 persenlebihmudah. Jadi kitaharusbijakyamenggunakan media digital apalagisekarangbanyakhoaksmudahkitaterima juga," ujarnya.
Kata Rodi, sebaiknya media sosial selain jadi ajang mencari teman baru, juga dijadikan media pencari informasi, tempat berbagi, dan mengembangkan diri. Namun yang harus diingat, jangan sampai lupa untuk melindungi privasi saat berselancar.
"Saya berharap teman -teman milenial bisa lebih kreatif dan adaktif di zaman yang serba digital karena pandemi ini kita memang benar-benar bisa beradaptasi dengan situasi yang akan datang. Jadi buat teman-teman, jangan berhenti di sini kita harus punya semangat baru semoga kita selalu optimis untuk kedepannya, bisa mengembangkan diri minimal bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang sekitar," pungkas Rodi.