TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyusul beroperasinya SIS Myanmar pada September 2020 dan ASIS Chennai di India, grup lembaga pendikan asal Singapura, SIS Group of Schools, akan berekspansi dengan membuka lembaga pendidikan baru di sejumlah kota di Pulau Jawa dan Sumatera.
Ekspansi ini menyusul sekolahnya yang sudah dibuka lebih dulu di Jakarta.
Jumlah sekolah yang dijadwalkan dibuka di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan juga semakin banyak, bahkan menjangkau pulau-pulau terjauh seperti Sulawesi dan Kalimantan.
SIS Group of Schools bermitra dengan International Finance Corporation (World Bank) untuk menyediakan pendidikan berkualitas kepada masyarakat dengan berbagai tingkat pendapatan di negara berkembang.
"Meski banyak sekolah mengalami penurunan jumlah pendaftar di tengah pandemi global, jumlah total sekolah dan peserta didik di SIS Group justru meningkat," ujar Alvin Hew, Board Director SIS Group yang juga merupakan Managing Director SIS Group, Selasa (15/12/2020).
Hal ini erat kaitannya dengan kesigapan SIS Group dalam memindahkan pembelajaran ke media digital, model Pembelajaran Jarak Jauh yang disetujui orang tua, serta perhatian SIS Group kepada staf pengajarnya.
Migrasi ke Media Digital
Admin dan staf pengajar SIS telah menggunakan Zoom dan Google selama beberapa tahun sebelum pandemi Covid-19 memaksa pemerintah untuk menutup sekolah-sekolah.
Awal mulanya, mereka melakukan survei dan wawancara kepada para orang tua dan peserta didik untuk mendiskusikan potensi tantangan teknologi. Hal ini dilakukan beriringan dengan beberapa rapat rutin mengenai rencana penanggulangan pandemi yang semua dilakukan melalui Zoom.
Dengan memakai panduan dari WHO dan CDC, pimpinan SIS Group menyusun 7 Poin Rencana Tanggap Covid-19 sebagai antisipasi penutupan sekolah-sekolah oleh pemerintah sebelum penutupan itu benar-benar terjadi.
Ketika sekolah-sekolah ditutup oleh pemerintah pada Maret 2020, staf pengajar SIS, peserta didik, dan juga orang tua sudah dipersiapkan semaksimal mungkin untuk model Pembelajaran Jarak Jauh.
Walaupun demikian, SIS Group selalu terus meningkatkan model Pembelajaran Jarak Jauh yang sudah ada.
"Tidak diragukan lagi bahwa penggunaan teknologi dalam penyampaian pedagogi akan tetap ada meskipun kita telah keluar dari pandemi," ungkap Alvin Hew.
Dia menjelaskan, pihaknya saat ini aktif mempelajari penggunaan virtual reality sebagai salah satu metode mengajar dan melakukan berbagai hal di SIS.
Dukungan Orangtua Siswa
Satu elemen penting kesuksesan model Pembelajaran Jarak Jauh oleh SIS adalah kemampuan mendengarkan para orang tua.
Andrew Paterson, Direktur SIS Bona Vista & SIS Kelapa Gading Jakarta mengatakan, pihaknya memulainya dengan menggelar survei kepada para orang tua.
Hal tersebut dilakukan untuk mencari berbagai potensi hambatan sebelum sekolah-sekolah ditutup.
"Dengan begitu kami bisa lebih bersiap diri daripada sekolah-sekolah lain yang belum melakukan persiapan," ujar Andrew.
Pihaknya menemukan berbagai potensi tantangan yang dihadapi orang tua dan peserta didik ketika belajar daring dari rumah. Ketika sekolah ditutup, pihaknya sudah punya langkah antisipasi terhadap tantangan tersebut.
Berdasar hasil survei, 93% orang tua merasa puas hingga sangat puas, serta mendapati bahwa model pembelajaran jarak jauh cukup terorganisir dengan baik dan mudah diikuti.