Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, memulai kuliah 2020 akan terasa berbeda karena adaptasi New Normal atau Kenormalan Baru.
Sejumlah perguruan tinggi untuk sementara waktu menggelar kegiatan perkuliahan secara online untuk menekan penyebaran wabah Covid-19.
Namun, situasi ini tak serta-merta menyurutkan antusiasme calon mahasiswa untuk melanjutkan studi di jurusan yang mereka dambakan.
Baca juga: Viral Ucapan Terima Kasih Mahasiswa saat Kuliah Online, Sang Dosen Sampai Menangis Terharu
Jurusan-jurusan yang diperlukan pada 2020
Menentukan jurusan atau program studi kadang tak semudah yang dibayangkan. Ada yang ingin kuliah di jurusan favorit, tetapi terhalang biaya.
Ada pula yang berencana masuk jurusan yang kurang populer, sayangnya terkendala restu orang tua. Dalam hal ini, calon mahasiswa dapat memantapkan dulu tujuan mereka, sehingga bisa meyakinkan keluarga maupun diri sendiri sebelum mengambil keputusan akhir.
Baca juga: Kesempatan Raih Beasiswa Program S2 di Jepang bagi Mahasiswa dan Mahasiswi Indonesia
Tahun ini, saat peluang mendapatkan pekerjaan semakin sulit akibat dampak pandemi, sebagian calon mahasiswa mulai mempertimbangkan jurusan-jurusan yang dibutuhkan di dunia kerja.
School Director Sampoerna Academy, Dr Mustafa Guvercin, dalam keterangannya menganalisis sejumlah jurusan-jurusan perkuliahan yang dibutuhkan dunia kerja.
Berikut beberapa program studi yang disarankan untuk memenuhi target tersebut:
● Teknik Informasi
Selama lima tahun terakhir, permintaan intelijen serta analisis kebijakan data tumbuh sampai 21,4%. Sayangnya, SDM yang cakap dalam bidang tersebut belum mampu mengimbanginya. Khususnya di infustri hiburan, teknologi, keuangan, hingga perbankan. Faktor ini pula yang membuat lulusan dari jurusan Teknik Informasi gencar dicari agensi digital hingga perusahaan untuk menggerakkan usaha di ranah digital.
● Desain Komunikasi dan Media (DKV)
Meski biaya kuliah di jurusan ini relatif mahal, DKV ternyata semakin dimininati calon mahasiswa baru. Apalagi sejak profesi desainer grafis semakin populer, terutama dalam pengelolaan konten di media sosial dan visual untuk strategi pemasaran. Orang-orang yang mengisi posisi desainer grafis atau profesi sejenis diperkirakan akan terus bertambah seiring berkembangnya industri kreatif di era Kenormalan Baru yang tergantung pada digitalisasi.
Baca juga: Pemerintah New Zealand dan NCUK Resmikan Program Pra Kuliah di Indonesia
● Bisnis, Akuntansi, Matematika
Peningkatan permintaan SDM dari bidang akuntansi dan keuangan pada 2020 terbilang cukup signifikan, yakni hingga 22%. Begitu pula pada program studi matematika dan statistik yang sempat diprediksi naik sampai 10%. Di dunia kerja, matematika, bisnis, maupun akuntansi dibutuhkan untuk sejumlah pekerjaan, khususnya pengolahan data dan manajemen keuangan. Terutama di era digital seperti sekarang yang kian mengandalkan teknologi.
● Hukum dan Pendidikan
Minat calon mahasiswa baru terhadap Hukum dan Pendidikan ternyata belum surut. Selain tergolong bidang yang menjanjikan di dunia kerja, keduanya pun telah memanfaatkan keunggulan teknologi untuk berbagi informasi. Untuk Hukum, misalnya, masyarakat dapat berkonsultasi secara online saat menghadapi masalah yang berkaitan dengan bidang tersebut. Sementara kebutuhan akan pengajar terus naik karena adanya kelas-kelas virtual yang dibuka sepanjang masa pandemi.
● Psikologi dan Ilmu Kesehatan
Sebelum wabah Covid-19 merebak, kebutuhan akan tenaga profesional dari bidang kesehatan fisik maupun mental diprediksi mencapai 40%. Persentase tersebut tak diragukan meroket tajam karena dunia medis kehilangan banyak petugas untuk menghadapi virus Corona. Maka wajar saja kalau sebagian perguruan tinggi semakin memerlukan calon mahasiswa yang bersedia masuk ke jurusan-jurusan di Fakultas Ilmu Kesehatan maupun Psikologi.
Baca juga: UMN Buka Program Beasiswa Pembelajaran Digital bagi Calon Mahasiswa Terdampak Covid-19
Maksimalkan pengalaman kuliah di Sampoerna University
Untuk memenuhi permintaan dunia kerja selama masa pandemi, Dr Mustafa Guvercin mengatakan, Sampoerna University membuka kesempatan bergabung bagi para calon mahasiswa baru.
Menurut Dr Mustafa, Universitas internasional tersebut menjadi satu-satunya pelopor pendidikan di Indonesia yang mengadaptasi kurikulum Amerika Serikat.
"Program ini tentu bisa menjadi alternatif pasti bagi Anda yang berencana mengenyam pendidikan di luar negeri namun terhambat dengan adanya pandemi,".
"Pengambilan kurikulum berbasis pendidikan Amerika Serikat juga berangkat dari fakta bahwa banyak perguruan tinggi terbaik berasal dari Negeri Paman Sam ini. Tak tanggung-tanggung, partner kerjasama, University of Arizona pun berada di peringkat 52 berdasarkan Council for World University Rankings (CWUR) sebagai universitas terbaik dunia," kata dia.
Baca juga: Info Beasiswa S2 S3 di Hokkaido University Jepang, Dapat Biaya Kuliah dan Uang Saku
Tak hanya mengambil kurikulum Amerika Serikat, setiap mahasiswa Universitas Sampoerna pun bisa mendapat double degree (gelar ganda) sekaligus.
"Jadi meski tidak melakukan pembelajaran di luar negeri, Anda tetap bisa mendapat gelar berbasis universitas internasional dan bersaing dengan alumni lainnya. Dengan program tersebut, tentu Anda bisa jauh lebih menghemat biaya pendidikan hingga 75 persen," kata dia.
Di masa pandemi ini, kata Dr Mustafa, Sampoerna University juga tetap akan mengutamakan kesehatan dan perlindungan bagi setiap mahasiswanya.
"Demi terwujudnya hal tersebut, Sampoerna menjalin kerja sama dengan SGS untuk menjaga lingkungan kampus agar tetap sehat dan bersih. Mengikuti protokol kesehatan yang diberlakukan, perusahaan yang bergerak di bidang inspeksi, verifikasi, pengujian, serta sertifikasi ternama di dunia ini pun melakukan pemeriksaan menyeluruh," kata dia.