TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahasiswa yang kuliah di jurusan farmasi diyakini memiliki masa depan cerah setelah menyelesaikan studi, seiring dengan perkembangan biomedis dan farmasi modern.
Terlebih pandemi Covid-19 telah merubah peta kebutuhan inovasi dan penelitian pengembangan obat.
Audrey Crystalia, pengajar di Faculty of Pharmacy International Institute for Life Science (I3L) menjelaskan, farmasi merupakan bidang keilmuan yang well-rounded.
Dalam ilmu farmasi, para mahasiswa mempelajari gabungan dari aspek sains, pelayanan kesehatan, komunikasi dengan berbagai profesi termasuk masyarakat, serta bisnis seputar obat dan suplemen kesehatan.
“Tentunya lulusan jurusan farmasi juga memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan profesi apoteker,” kata Audrey.
Baca juga: Daftar 20 Kampus dengan Penerima Lolos SNMPTN 2021 Terbanyak, Universitas Brawijaya Urutan Pertama
"Prospek dari lulusan Sarjana Farmasi tak hanya dapat berkontribusi di industri farmasi, melainkan juga bidang lainnya," imbuhnya.
Misalnya di rumah sakit, pemerintahan (Kementerian Kesehatan atau BPOM), industry kosmetik dan lain sebagainya.
Baca juga: Luncurkan KIP Kuliah Merdeka, Kemendikbud Tingkatkan Bantuan Hingga Rp 12 Juta Per Semester
“Lulusan farmasi dapat berkontribusi di Lembaga riset terkait kesehatan, diantaranya mengembangkan alat diagnostic, obat, obat bahan alam, system penghantaran obat, dan patofisiologi penyakit atau meneliti target-target baru untuk pengobatan penyakit,” beber Audrey.
Baca juga: Lagu Westlife dan Tulisan Ini Semangati Rizqi Nabila Ramadhani Jadi Mahasiswa Termuda di FK Unair
Kemampuan tersebut berasal dari pengetahuan mengenai obat. Mulai dari cara membuat zat obat dari sudut pandang kimia; cara membuat sediaan obat seperti sirup, injeksi, dan tablet; serta cara menjamin mutu obat.
Lulusan farmasi juga memiliki keterampilan menganalisa kualitas obat; bagaimana tubuh manusia memproses obat; bagaimana efek obat dan mekanisme kerja obat dalam tubuh.
"Tentunya dengan mempelajari hal-hal tersebut juga lulusan farmasi juga belajar cara riset untuk new drug development baik dari sumber bahan kimia, biologis, maupun bahan alam," jelas Audrey.
Audrey menambahkan kemampuan menganalisa dan berpikir kritis serta ketelitian adalah yang utama diperlukan selama berkuliah di jurusan farmasi.
Tentunya, kemampuan lain seperti kemampuan dasar yang dipelajari selama di SMA akan juga digunakan seperti kemampuan berhitung.
“Paling penting tentunya adalah kemauan kuat untuk belajar karena farmasi memiliki scope yang cukup luas dengan kombinasi teori dan praktek,” kata Audrey.
Selama pandemi, ilmu dan juga industri farmasi terus berkembang. Pengembangan tersebut khususnya dalambidang komunikasi sains dan kesehatan. Terlebih saat ini kesadaran masyarakat mengenai kesehatan, obat, dan vaksin jauh meningkat.
“Dengan adanya pandemi, telemedicine mulai dilakukan di Indonesia, dan ada kemungkinan akan tetap berkembang setelah pandemi."
"Praktek kefarmasian juga dapat dilakukan melalui telemedicine, seperti konseling pasien oleh apoteker dan pelayanan informasi obat,” jelasnya.
Bagi anda yang berminat kuliah di bidang farmasi dapat melanjutkan studi di Indonesia International Institute for Life Science (I3L). Untuk informasi lebih lanjut dapat kunjungi i3l.ac.id atau Instagram @i3l_official.