TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam dunia pendidikan penggabungan model pendidikan timur dan barat dianggap tepat karena mampu mempersiapkan para siswa menjadi generasi tangguh, mampu beradaptasi dengan perubahan revolusi industri, dan siap bersaing.
Sistem perkuliahan Amerika Serikat dianggap unik dan berbeda dengan pendidikan di negara lain.
Dengan beberapa model pembelajaran di Amerika Serikat, pola belajar berpikir kreatif—out of the box betul-betul diterapkan dan bukan lagi teori-teori yang membosankan.
"Setiap hari para pelajar ditantang untuk berpendapat dan berdebat secara positif.
Dengan modal ini siswa-siswi dipersiapkan betul untuk menjadi kunci perubahan masa depan mereka,” kata Aryani Mawardi selaku American Degree Transfer (ADP) Program Specialist dari UniSadhuGuna di Jakarta, Senin (29/3/2021).
Amerika Serikat dikenal sebagai negara dengan fasilitas pendidikan moderen dan tenaga pendidik tingkat dunia.
Karena itu, negara Paman Sam ini menjadi salah satu negara favorit sebagai tujuan belajar dan memperkaya pengalaman tingkat dunia.
Gelar sarjana yang didapat dari Amerika Serikat, membuat para pelajar juga lebih percaya diri dan siap menjadi generasi tangguh yang dapat bersaing di dunia kerja.
Di bawah kepemimpinan Joe Biden dan Kamila Harris yang memenangi pemilu presiden beberapa waktu lalu, pemerintah Amerika Serikat melakukan berbagai reformasi termasuk di dunia pendidikan.
Baca juga: Deradikalisasi Perlu Digalakkan Kembali di Lembaga Pendidikan
Biden memiliki niat yang kuat untuk membuat universitas negeri untuk dapat bebas biaya kuliah bagi semua mahasiswa dan keringanan hutang khusus untuk mahasiswa di dalam standard tertentu.
Selain itu, ada alokasi sebesar US$10 miliar yang diusulkan ke universitas-universitas untuk mengembangkan fasilitas yang bermutu tinggi, memulai analisis, dan inovasi yang ditujukan untuk memfokuskan pada program yang akan meningkatkan pendaftaran, retensi dan biaya pekerjaan.
Amerika Serikat memperhitungkan, terdapat lebih dari 14 juta kasus COVID-19, sehingga negara ini mengandalkan beberapa inisiatif dalam melihat perubahan mendasar dari bawah ke atas yang diambil oleh universitas-universitas untuk menarik pasar internasional seperti, penerbitan visa pembatasan perjalanan internasional yang menciptakan banyak kompetitor.
Amerika Serikatakan semakin meningkatkan “elemen penarik” mereka melalui proses penerimaan mahasiswa baru, pembebasan biaya tertentu, beasiswa, peningkatan program bantuan, digitalisasi platform pendidikan dan pembelajaran untuk menarik para mahasiswa internasional agar dapat beradaptasi dengan era baru “studi tanpa batas”.
Karena COVID-19 diperkirakan masih ada sampai dengan tahun 2021, program “pathway” atau peralihan dibandingkan dengan jalur langsungmenuju universitas di Amerika Serikat dinilai tepat.
Baca juga: Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura Bahas Kerjasama Ekonomi
Dengan memilih program 2+2 ini akan memungkinkan mahasiswa internasional menyelesaikan setengah dari Diploma mereka dengan terjaga keamanannya di dalam negara tempat mereka tinggal dan kemudian baru menyelesaikan 2 tahun terakhir ke Amerika Serikat.
“Namun berdasarkan kecenderungan yang sebelum-sebelumnya, AS siap menentukan arah lintasan yang sifatnya lebih luas, yang bermanfaat sebagai tempat tujuan pendidikan internasional yang sifatnya lebih luas lagi secara global”, ujar Prema Ponnudurai, Head of Division, Division of Liberal Arts & Humanities, College of Liberal Arts & Sciences, American Diploma Switch Program, Taylor’s College.
Indonesia masuk pada 20 negara besar pengirim pelajarke Amerika Serikat, dan Indonesia sendiri ada di urutan ke-19 dari total 1.095.299 pelajar internasional di Amerika Serikat berdasarkan data Open Doors 2019, dalam laporan yang disusun Institute for International Education, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, yang dirilis pada 18 November 2019.
Dengan meningkatnya jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di Amerika Serikat setiap tahunnya, menjadikan satu hal positif bagi kedua negara dalam mempererat hubungan bilateral dan konsisten dalam mempersiapkan tenaga kerja global.
Baca juga: Kemendikbud Dorong Ubah Paradigman Pendidikan SMK di Papua Melalui GSM
Para siswa yang ingin melanjutkan kuliah di Amerika Serikat saat ini mendapatkan kemudahan, dikarenakan hadirnya program transfer gelar dariUniSadhuGuna International College (UIC) Pathway & Fast Track Program yang berada dibawah naungan PT UniSadhuGuna.
Program ini member kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman pendidikan Amerika di Indonesia.
Melalui program ini, siswa selanjutnya dapat meneruskan studi mereka ke Amerika Serikat.
Para siswa yang mengikuti program ini memiliki masa penyelesaian studi sama halnya dengan Amerika Serikat, di mana gelar Bachelor biasa ditempuh selama empat tahun.
Dengan system pembelajaran yang berkualitas, UIC College ADP Program yang bekerjasama dengan Taylor’s University, mengemas kurikulum internasional untuk menghantarkan siswa-siswi menjadi leaders of change hanya dalam waktu 4 tahun.
Dilakukan di Indonesia terlebih dahulu selama 2 tahun di UIC College dan melanjutkan sisa 2 tahun terakhir di Amerika Serikat.
Untuk mensosialisasikan program ADP, UIC College secara rutin melakukan berbagai edukasi program salah satunya melalui webinar dengan menghadirkan berbagai narasumber yang merupakan lulusan Amerika Serikat, para mitra dan universitas – universitas di Amerika Serikat. Kegiatan – kegiatan ini terus berlangsung secara kontinyu.
Pada tanggal 27 Maret 2021 UIC College, diwakilkan oleh Ariyani Marwardi selaku ADP Specialist melaksanakan webinar bersama Aliya Amitra selaku Alumni dariUniversity of Maryland College Park, USA dan juga merupakanCo-founder & Partner at Momentum Global Partners and Tinkerlust.com serta Co-founder Stellar Women.
Hadir pula dalam webinar tersebut Ms. Rini Mesah Shorelight Indonesia Country Manager sebagai wakil dari berbagai Universitas terkemuka Amerika Serikat, diantaranya Adelphi University, Kansas University, Louisiana State University dan Cleveland State University. Hadir pula Bapak Hanny Sabandono UniStart Manager, konsultan pendidikan luar negeri yang akan membantu proses dokumen dan persiapan para siswa studi di luar negeri.