News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah 3 Remaja Indonesia Raih Outstanding Recipients Beasiswa Girls In Tech dari New Zealand

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mini workshop Tech Talks Vol. 1,2 dan 3

Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto

TRIBUNNEWS.COM - Program beasiswa Girls In Tech selama tiga bulan yang sudah berjalan sejak Desember tahun lalu, akhirnya tuntas pada April 2021.

Sebagai hasil akhir, program yang diinisiasi GIT Indonesia, Education New Zealand, dan Hacktiv8, mengumumkan tiga outstanding recipients atau penerima beasiswa dengan hasil yang memuaskan, yakni Nurulita Aida Rahmasari, Riza Tri Wulaningrum, dan Linda Oktavianty, dari total 18 perempuan penerima beasiswa.

Tiga perempuan tersebut dan penerima beasiswa lainnya membagikan pengalaman belajar mereka di 'Tech Talks Vol. 1,2 dan 3’, rangkaian presentasi ditampilkan dengan gaya Pecha Kucha, dan disiarkan langsung pada 24, 25 April, dan 1 Mei 2021 melalui zoom.

Tech Talks merupakan mini-workshop pasca-program dalam bentuk webinar dimana para peserta beasiswa berbagi perjalanannya dalam menyelesaikan program beasiswa.

Tujuan mini-workshop adalah untuk menciptakan kesadaran dan lebih menginspirasi perempuan lainnya untuk bergabung dengan program Girls in Tech lainnya yang akan datang.

Baca juga: Kompetisi Technovation Girls Challenge Ajak Siswi SMA Bangun Aplikasi Seluler

Selama mengikuti program, para penerima beasiswa belajar program Pengembangan Profesional dari Hacktiv8 sesuai dengan minat masing-masing. Nurulita, Riza, Linda, dan perempuan lainnya belajar tiga program berbeda, yaitu; Introduction to Python, Front-end development, dan Introduction to Programming.

Baca juga: Intip Persahabatan Kahiyang Ayu dengan Irene Girlsquad yang Dekat Sejak Lama dan Selalu Kompak

Program Hacktiv8 sendiri memang dirancang untuk semua orang, dengan atau tanpa latar belakang teknologi.

Kurikulum dalam program-program yang dihadirkan didesain khusus agar sesuai dengan kebutuhan industri saat ini dengan materi pembelajaran yang mudah diimplementasikan.

Baca juga: Berkat Aplikasi di PlayStore, Kolaborasi Anak Muda Ini Lolos Program Akselerasi StartUp Mahasiswa

Selain itu, para peserta juga diberikan berbagai fasilitas seperti 1-on-1 mentoring dan career coaching untuk menunjang karirnya setelah menyelesaikan program.

Para peserta merasa tidak ada kendala berarti selama program berlangsung.

Riza, salah satu penerima beasiswa dari Magelang yang mengikuti program Introduction of Programming.

“Bagi saya, yang tidak memiliki latar belakang coding, instruktur menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas dan ringkas. Memiliki mentor membuat segalanya menjadi mudah. Saya menemukan bidang itu sangat menarik.”

Momen paling menambah ketertarikannya pada bidang ini adalah ketika dia diberikan soal latihan dan studi kasus, belajar logika untuk menyelesaikan suatu kasus .

Berasal dari bidang berbeda dari Riza, Nurulita Aida Rahmasari merupakan seorang ahli gizi yang saat ini sedang menempuh studi pasca sarjana di Universitas Indonesia.

“Saat yang paling menyenangkan adalah ketika saya menyelesaikan tugas akhir menggunakan data tentang nutrisi di Indonesia. Dari seseorang yang tidak tahu apa-apa tentang pemrograman, saya bisa menyelesaikan kursus delapan minggu, menyelesaikan analisis sederhana menggunakan Python," tuturnya.

"Saya berharap dapat menggunakan keterampilan baru ini untuk mengumpulkan data yang berguna untuk membuat keputusan strategis bagi pemerintah, khususnya untuk meningkatkan kondisi masyarakat Indonesia terkait gizi dan kesehatan.”

Programnya tidak hanya belajar tapi juga berjejaring, ”dengan jarak jauh namun tetap terkoneksi, kita tetap terhubung bahkan setelah program selesai,” Linda, satu peserta dari Depok, yang kemudian menjelaskan hal menarik lainnya pasca-program.

Dia belajar tentang HTML, CSS, Bootstrap, Javascript, Jquery, dan Github, sebagai bagian dari kursusnya: Front-end Web development. 

Bagi seorang pemula dalam pemrograman, pengalaman ini telah memberinya kepercayaan diri yang besar untuk beralih karier dari asisten pribadi hingga menjadi web developer di masa yang akan datang.

Program Beasiswa GIT diluncurkan ke publik tahun lalu sebagai hasil kemitraan dengan Education New Zealand dan Hacktiv8. Program ini adalah program beasiswa pertama yang didedikasikan untuk memberdayakan perempuan di luar industri Teknologi Informasi untuk mempelajari lebih lanjut tentang Teknologi Digital dan Teknologi Informasi.

Untuk peluncuran beasiswa pertamanya, Girls In Tech menerima 463 lamaran, kemudian hanya 18 peserta yang terpilih.

“Girls In Tech Indonesia, hadir untuk menginspirasi para perempuan agar lebih banyak terlibat pada bidang teknologi untuk kemudian mampu menyelesaikan masalah di masyarakat,” kata Aulia Halimatussadiah, Managing Director Girls In Tech Indonesia.

Ben Burrowes, Direktur Regional Education New Zealand untuk Asia berharap dapat melanjutkan kemitraan yang sudah terjalin untuk mendukung lebih banyak perempuan Indonesia di bidang STEM.

“Kami percaya program ini sangat berarti karena melalui kemitraan kami dengan Girls in Tech, Hacktiv8, dan inisiatif mereka, kami telah melihat secara langsung potensi besar perempuan Indonesia di sektor ini," kata Ben.

Antusiasme dan minat terhadap teknologi juga ditunjukkan oleh banyaknya peserta yang mengikuti prakarsa tindak lanjut: Tech-Talk Series.

"Sekali lagi selamat untuk para penerima dan kami berharap dapat melanjutkan kemitraan dalam jangka panjang untuk mendukung kemajuan teknologi di Indonesia,” ujar Ben.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini