TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia (IABHI) menjalin kerja sama untuk memajukan semangat pembangunan yang berkelanjutan. Kerja sama ini dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Rektor UMN, Ninok Leksono dan Ketua IABHI, Bintang Nugroho secara daring di Zoom pada Kamis (06/05/21).
Ketua IABHI, Bintang Nugroho mengatakan motivasi kerja sama ini berasal dari visi yang sama dengan UMN. Visi itu adalah untuk mengembangkan bangunan hijau dan menjunjung profesionalisme ahli bangunan hijau. Selain itu, Bintang juga percaya bahwa kolaborasi ini merupakan awal yang baik sehubungan dengan gelar gedung UMN sebagai kampus hijau.
“Kami di IABHI yakin di sinilah kolaborasi dengan Universitas Multimedia Nusantara mendapatkan pijakannya untuk melesat, menembus tantangan keberlanjutan hidup di planet bumi satu-satunya ini, yaitu terjadinya inovasi informasi yang menggugah revolusi menuju peradaban berkelanjutan. Bangunan kampus UMN yang didedikasikan sebagai kampus hijau jelas menjadi teladan yang sangat mengilhami tentang penerapan hidup peduli berkelanjutan,” ungkap Bintang.
Rektor UMN, Ninok Leksono juga turut menyatakan perasaan senangnya melalui kolaborasi bersama IABHI ini. Menurutnya, keberadaan bangunan hijau ini dapat menjadi salah satu kontribusi untuk mengurangi emisi karbondioksida. Karena itu, Ninok juga mengungkapkan keberadaan profesi ahli bangunan hijau akan menempati posisi yang penting untuk keberlanjutan peradaban.
Menilik prospek karier ahli bangunan, penandatangan MoU ini juga dilanjutkan dengan webinar Green Talk - Profesi Praktisi Bangunan Hijau "Berkarier di Dunia Bangunan Hijau". Adapun narasumber dalam webinar ini, yaitu Sekretaris Umum IABHI, Dian Fitria dan Facilities Management Colliers International Indonesia, T. M. Zulfadly. Kedua narasumber ini pun membagikan pengalamannya ketika terjun secara profesional di dunia bangunan hijau. Di sela-sela itu, Dian dan Zulfadly juga menyampaikan optimismenya terhadap keberlanjutan jenjang karier di bangunan hijau.
Nyatanya saat ini, Zulfadly mengatakan setiap perusahaan membutuhkan ahli bangunan hijau supaya lebih hemat biaya dan energi. Selain itu, ia mengatakan para investor dan berbagai kebijakan juga sudah mulai peka terhadap aspek lingkungan. Senada dengan itu, Dian pun berpendapat bahwa kemajuan teknologi dan informasi saat ini akan semakin membuka peluang karier di bidang bangunan hijau.
“Jadi, perkembangan teknologi segala macam dan kebutuhan sustainability akan menjadi niscaya gitu. Sebagai mahasiswa harus bisa bersiap diri sehingga waktu terjun ke area kerja global maupun lokal sudah bisa,” ujar Dian yang juga merupakan Dosen di Prodi Arsitektur UMN. (*)