TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Silla University dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mendapatkan hibah dari The Korea International Cooperation Agency (KOICA) dalam proyek tiga tahun yang berjudul “The Establishment and Joint Operation of Indonesia-KOICA-4th Industry Revolution (IK4IR) Center”. Proyek ini menjadikan UMN sebagai pusat pelatihan tenaga ahli di bidang industri 4.0.
UMN telah bekerja sama dengan banyak universitas di dalam dan luar negeri. Menurut Ninok Leksono, selaku Rektor UMN, telah terjalin berbagai kerja sama dan kolaborasi dalam mendidik dan meningkatkan kualitas SDM di bidang Tridharma Perguruan Tinggi.
“Saat ini, UMN mempunyai empat fakultas, yaitu Fakultas Teknik dan Informatika, Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Bisnis, juga Fakultas Seni dan Desain, yang bekerja sama dengan universitas-universitas ternama di dalam dan luar negeri, juga bekerja sama dengan industri untuk program magang dan penyedia sertifikat keahlian, seperti Microsoft, Oracle, Huawei, dan sebagainya,” ungkap Muliawati Siswanto selaku Wakil Rektor bidang Hubungan dan Kerja Sama.
Kerja sama antara UMN dengan Silla University telah berlangsung selama beberapa tahun untuk berbagai bidang akademik.
Sejak pertengahan tahun 2020, menurut Manajer Global Office UMN Boby Arinto, Fakultas Teknik Silla University diarahkan untuk bekerja sama dengan Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) UMN dalam penyusunan proposal proyek kepada KOICA untuk pusat pendidikan teknik dan membina tenaga ahli untuk Revolusi Industri ke-4 di Tangerang.
Dekan FTI UMN Niki Prastomo menjelaskan, “Pada bulan Januari 2021, diinfokan bahwa proposal dengan anggaran total 898 juta Won Korea yang diajukan telah berhasil diterima.”
KOICA merupakan organisasi pemerintah yang didirikan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan untuk meningkatkan efektivitas program bantuan hibah Korea Selatan untuk negara berkembang dengan melaksanakan program pemerintah.
Hibah yang diterima dari KOICA untuk proyek ini, yakni pembangunan pusat pelatihan teknis revolusi industri ke-4 di lingkungan UMN, pengembangan kurikulum perkuliahan dan silabus, pembangunan pusat infrastruktur fasilitas atau peralatan pendidikan dan dua laboratorium, serta membuat modul kuliah online untuk tingkat Sarjana yang dapat digunakan di masa pasca Pandemi COVID-19.
Pusat pelatihan ini didirikan untuk menghasilkan para spesialis yang dapat mendukung pembangunan berkelanjutan di bidang teknologi revolusi ke-4 di Indonesia, terutama di wilayah Tangerang.
“Lebih lanjut lagi, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian SDM dalam smart factory, big data dan cloud engineering yang diperlukan oleh perusahaan lokal Korea. Dalam jangka menengah-panjang, hal tersebut akan memberikan kontribusi yang besar dalam menciptakan lapangan kerja di Indonesia untuk sektor manufaktur dan IT,” ungkap Niki.
Proyek ini menjadi implementasi kerjasama antara Korea Selatan dan Indonesia dengan memperkuat “Kemitraan Strategis Khusus” untuk membentuk konsensus Official Development Assistance (ODA).
Keberadaan pusat pelatihan, kurikulum, fasilitas, dan modul perkuliahan dari proyek ini dapat dimanfaatkan oleh peserta pelatihan, dosen UMN, mahasiswa UMN, dan juga pihak-pihak lain di luar UMN. Niki menambahkan, mahasiswa FTI UMN mendapatkan kesempatan untuk menggunakan pelatihan ini sebagai bagian dari skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka serta akses untuk fasilitas, bahan ajar, dan modul perkuliahan.
Tim dari FTI UMN, yang dikoordinasi oleh dosen program studi Teknik Komputer Aminuddin Rizal dan dosen Informatika Alethea Suryadibrata berkolaborasi sebagai mentor atau instruktur dalam proyek ini.
“Rekan-rekan dosen tersebut akan mengikuti pelatihan terlebih dahulu dalam bidang Track Big Data dan The Smart Factory Track. Selain berkoordinasi dengan pihak Silla University dalam hal akademik, pembahasan mengenai fasilitas pelatihan dan laboratorium juga sedang dilakukan,” tutup Niki.