TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto menjelaskan tantangan pemerintah untuk mewujudkan program kampus merdeka vokasi yang digagas Nadiem Makarim.
Menurut Wikan, peran aktif industri dunia kerja yang dinilai masih belum maksimal.
Menurut dia, program ini tidak bisa terwujud jika tak ada kerjasama antara pemerintah dan industri dunia kerja.
"Sekali lagi ini adalah manifestasi atau wujud konkrit dari link and match dari pernikahan massal. Nah kita asumsikan pernikahan itu kan minimal dua pihak atau mungkin banyak pihak ya. Kan gak mungkin kita nikahkan dengan cara Siti Nurbaya ya," kata Wikan dalam diskusi daring, Kamis (27/5/2021).
Ia menuturkan diperlukan win-win solution antara pemerintah dengan industri dunia kerja untuk mewujudkan program kampus merdeka vokasi.
Baca juga: Kemendikbud Ristek Yakin Kampus Merdeka Vokasi Gagasan Nadiem Bisa Kurangi Pengangguran Lulusan SMK
"Mirip dulu seperti PLN dengan vokasi UGM vokasi UNDIP itu kan sama-sama win win. PLN membutuhkan tenaga kerja level manajer atau supervisor, selevel sarjana tetapi menunya PLN pingin set menu atau resep di dalamnya," ungkap dia.
Atas dasar itu, kata Wikan, sosialisasi kepada dunia kerja diperlukan agar program tersebut dapat berhasil. Sebab sejatinya, industri dunia kerja diuntungkan untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perseroan.
"Tantangan terbesarnya adalah ini harus terjadi secara masif bahwa industri dunia kerja itu memahami program ini dan merasa akan diuntungkan dengan program ini. Jadi tantangan terbesar dalam mengkomunikasikan agar ini terjadi pernikahan massal yang nanti berujung pada lahirnya prodi prodi kerjasama," tukasnya.