TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Riset) ungkap cara agar tenaga pendidik atau guru mendapatkan hasil assesmen murid yang valid selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Analis Kebijakan Ahli Madya Pusat Assesmen dan Pembelajaran Kemendikbud Ristek, Susanti Sufyadi mengungkapkan di masa penerapan PJJ, salah satu hal yang paling penting adalah menerapkan perangkat ajar.
Jika tenaga pendidik dapat menyusun perangkat ajar dengan baik, menurut Susan, idealnya tenaga pendidik bisa memotret proses pembelajaran.
"Selama pandemi yang paling penting adalah perangkat ajarnya. Jika kita bisa menyusun perangkat ajar yang baik, ideal nya kita bisa memotret proses pembelajaran," kata Susanti di webinar digital society Kominfo, Kamis (27/5/2021).
Susan tak menampik di dalam PJJ tenaga pendidik tidak bisa menggunakan perangkat ajar yang tidak didesain untuk PJJ.
Misalnya buku penggunaan buku teks, tidak mudah bagi tenaga pendidik sekedar meminta murid membuka halaman yang di perintahkan.
Karena tidak bisa menengok secara langsung proses pembelajaran murid secara virtual.
"Kita menyuruh buka halaman sekian kerjakan halaman sekian. Kalau seperti itu, kita tidak bisa memotret proses nya. Yang ada hanya hasilnya," kata Susanti.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil assesmen PJJ, terutama bagi murid sekolah dasar (SD).
Misalnya dukungan pihak keluarga baik orang tua maupun wali murid, sehingga hasilnya tidak bisa terukur secara valid, apakah peserta didik memahami pembelajaran tersebut.
Baca juga: Dukung PJJ, Aplikasi Asal Bekasi Ini Donasikan Alat Live Streaming dan Kuota Bagi Sekolah
Maka kuncinya menurut Susan adalah dengan menyusun instrumen yang secara utuh dan terintegrasi dengan perangkat ajar.
"Jadi dipastikan kalau tujuan pembelajaran nya seperti ini indikatornya seperti ini, maka instrumen assesmen nya seperti apa," kata Susan.
Jika selaras, maka dengan demikian pembelajarannya bisa bergerak.
"Kalau dari assessmen anaknya belum bisa mencapai tujuan pembelajaran, maka harus ada intervensi. Apakah soalnya yang terlalu sulit atau metode nya , maka itu perlu disesuaikan," ujarnya.