News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dampak Pandemi Covid-19, Perlu 9 Tahun Kejar Ketinggalan Pelajaran

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah siswa mengenakan masker dan pelindung wajah mengerjakan tugas dari sekolah saat mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Warnet Covid-19 RW 09, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). Fasilitas warung internet gratis dengan menerapkan protokol kesehatan ini dihadirkan untuk membantu para siswa dalam mengikuti PJJ, sehingga para orang tua siswa tidak perlu lagi khawatir soal kuota internet. Tribun Jabar/Gani Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut perlu waktu 9 tahun lamanya bagi peserta didik untuk bisa menyusul ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Iwan Syahril menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) punya dampak buruk yakni hilangnya kesempatan belajar. Efek jangka panjangnya, berakibat pada penurunan penguasaan kompetensi peserta didik.

Sehingga peserta didik butuh waktu lama untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Hal ini disampaikan Iwan dalam acara Peluncuran Seri Webinar Guru Belajar di kanal Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI, Jumat (28/5/2021).

"Learning loss berakibat pada penurunan penguasaan kompetensi peserta didik yang memiliki dampak jangka panjang, bahkan diprediksi bisa sampai puluhan tahun, dan untuk memperbaiki kondisi saat ini dibutuhkan kehilangannya diprediksi bisa sampai 9 tahun," kata Iwan.

Oleh sebab itu, pemerintah pusat melalui Surat Keputusan Bersama 4 Menteri telah menginstruksikan pemerintah daerah mulai membuka sekolah dengan berbagai syarat dan protokol kesehatan ketat.

Baca juga: Peringatan Kemendikbud: Efek Jangka Panjang PJJ Berpotensi Lemahkan Kompetensi Siswa

"Zona yang ditetapkan itu diberlakukan untuk satu daerah, misalnya di satu kabupaten ada daerah yang di kepulauan dimana mobilitas penduduknya termasuk cukup aman, pemda bisa melihat mana daerah-daerah yang bisa melakukan PTM terbatas," jelas dia.

Ia berharap rampungnya proses vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan yang ditargetkan rampung akhir Juni, mampu membantu mengakselerasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas.

Sebagaimana diketahui sejumlah wilayah dengan kategori zona hijau telah melaksanakan uji coba pembukaan pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Seiring dengan pelaksanaan vaksinasi untuk seluruh pendidik dan tenaga kependidikan yang kita harap bisa selesai akhir bulan Juni tahun ini, akan dapat terus mengakselerasi pembelajaran tatap muka terbatas," pungkas Iwan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini