TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan-Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim mengaku tak mempermasalahkan turunnya anggaran kementeriannya untuk 2022.
Diketahui rencana pagu anggaran Kemendikbud-Ristek 2022 sebesar Rp 73,08 triliun, jumlah itu turun jika dibandingkan dengan pagu anggaran tahun 2021.
Nadiem mengatakan pihaknya sudah biasa berhemat dalam satu tahun terakhir. Sehingga Kemendikbud-Ristek akan beroperasi dengan berbagai macam efisiensi sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jadi kita, apa pun yang terjadi di situasi pandemi, Kemendikbud-Ristek sesuai arahan Presiden akan terus beroperasi dengan berbagai macam efisiensi seperti hybrid, bekerja dari rumah dan juga dari kantor. Di mana kita telah dari 1 tahun ke belakang kita mengalami penghematan yang luar biasa. Jadi itu benar-benar suatu hal yang mungkin kita akan pertahankan sesuai arahan Presiden," ujar Nadiem, dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Kamis (3/6/2021).
Dia memastikan tema besar dari kementeriannya akan fokus pada efisiensi belanja barang, menggunakan teknologi, serta reformasi transparansi belanja barang.
Selain itu, pihaknya juga memastikan akan terus mendorong ketahanan ekonomi di dalam dunia pendidikan dengan berbagai macam bantuan sosial yang berhubungan dengan pendidikan.
"Itu juga jadi salah satu kunci pemulihan ekonomi dan pemastian bahwa akses pendidikan masih terjaga," kata Nadiem.
Baca juga: Nadiem Ungkap Lulusan Perguruan Tinggi yang Terserap Lapangan Kerja Hanya 10 Persen
Namun di sisi lain, Nadiem menegaskan beberapa program seperti pendanaan beasiswa tetap akan berjalan, sebab tak mungkin diputus ditengah jalan.
"Sekolah-sekolah kita di luar negeri yang tentunya nggak bisa kita berhentikan pendanaannya, dan juga beasiswa-beasiswa yang sedang berjalan. Beasiswa yang diberikan di dalam dari Kemendikbud-Ristek. Jadi itu harus masih dilanjutkan. Kita nggak bisa berhentikan mereka di tengah-tengah," ungkapnya.
Lebih lanjut, Nadiem mengatakan pihaknya akan berusaha menjalankan tugas sebaik mungkin meski memiliki keterbatasan anggaran.
"Jadinya poinnya adalah ruang fiskal yang bisa digunakan saat ini untuk program-program prioritas kita, program merdeka belajar, itu sekitar sedikit di bawah Rp6 triliun. Jadi ini suatu tantangan besar bagi kami. Tapi kami harap bisa lakukan yang terbaik walaupun dengan berbagai macam batasan tersebut," pungkas Nadiem.