TRIBUNNEWS.COM - Berikut jenis-jenis batuan yang ada di bumi berdasarkan proses terjadinya.
Jenis batuan berdasar proses teradinya terbagi dalam tiga katagori.
Tiga katagori jenis batuan tersebut, yaitu batuan beku, batun sedimen, dan batuan metamorf.
Namun, semua jenis batuan tersebut semuanya berasal dari induk yang sama yaitu magma.
Mengutip buku Wawasan Sosial Kelas VII SMP, masing-masing jenis batuan memiliki proses pembentukan hingga karakteristik yang berbeda.
Baca juga: Jono Temukan Mayat Bayi dan Ari-arinya Tersangkut Bebatuan di Pemancingan Dekat Sungai Cimahpar
Simak selengkapnya proses pembentukan hingga karakteristik dari masing-masing batuan berikut ini.
1. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk ketika magma yang bergerak ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan.
Batuan beku ada yang terbentuk sebelum sampai ke permukaan bumi, ada pula yang terbentuk setelah sampai ke permukaan bumi.
Batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi memiliki kristal yang bentuknya sempurna dan besar-besar.
Hal ini terjadi karena proses pembekuan magma yang sangat lambat sehingga cukup waktu untuk membentuk kristal secara sempurna.
Baca juga: Arkeolog Jatim Temukan Batuan Kuno, Diduga Tempat Tancapkan Panji Kerajaan Majapahit
Sebaliknya, batuan beku yang terbentuk setelah sampai di permukaan bumi memiliki kristal yang halus, bahkan sama sekali tidak berkristal.
Hal ini terjadi karena magma yang sangat panas kemudian membeku secara secara cepat setelah sampai di permukaan bumi.
Akibatnya, tidak ada waktu bagi magma untuk membentuk kristal secara sempurna.
2. Batuan Sedimen
Batuan beku yang telah terbentuk, selanjutnya mengalami pelapukan dan penghancuran oleh tenaga luar atau eksogen, seperti air, suhu udara, penyinaran matahari, akar tumbuhan dan lain-lain.
Hasil pelapukan kemudian diangkut dan diendapkan di tempat baru sehingga terbentuklah batuan endapan atau batuan sedimen.
Batuan sedimen dapat dibedakan berdasarkan kriteria proses pembentukan dan tenaga alam yang mengangkutnya.
Berdasarkan proses pembentukannya, dapat dibedakan menjadi:
- Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang susunan kimiawinya sama dengan batuan asal.
Artinya, batuan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran sebagai akibat proses pelapukan dan penghancuran selama dalam proses pengendapan.
Dalam perjalanannya, batuan tersebut mengalami benturan dengan batuan sehingga hancur atau semakin kecil ukurannya menjadi kerikil, pasir, dan lumpur.
Baca juga: Pengertian Metamorfosis Sempurna dan Tidak Sempurna Dilengkapi Contoh Daur Hidup Kupu-kupu
- Batuan sedimen kimiawi
Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena adanya proses kimia pada saat pengendapannya, seperti oksidasi, dehidrasi, penguapan, pelarutan, dan lain-lain.
Sebagai contoh, di daerah berbatu kapur atau gamping, air hujan yang mengandung CO2 meresap melalui rekahan.
Selama melewati rekahan, air hujan yang mengandung CO2 larut dengan batu kapur (CaCO3), sehingga membentuk larutan Ca(HCO3)2.
Larutan kapur tersebut kemudian membentuk stalaktit dan stalagmit.
- Batuan sedimen organik
Batuan sedimen ini terbentuk karena dalam proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme.
Bastuan organisme yang dimaksud seperti bekas rumah atau cangkang, bangkai binatang laut seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang, hingga lapisan humus.
3. Batuan Metamorf
Batuan ini terbentuk karena adanya penambahan suhu dan atau tekanan yang sangat tinggi.
Batuan sedimen, kemudian berubah menjadi batuan metamorf yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
- Batuan malihan termik (kontak) karena penambahan suhu yang tinggi, seperti batu pualam.
- Batuan malihan dinamik (sintektonik) karena penambahan tekanan yang tinggi yang biasanya karena gaya tektonik seperti batubara dan sabak.
- Batuan malihan pneumatolitik karena penambahan suhu dan zat bagian magma ke dalam batuan tersebut seperti topas, turmalin (batu permata), azurit (mineral pembawa tembaga).
(Tribunnew/Triyo)