TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sejak tahun 2019 lalu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) semakin melejitkan visinya untuk menjadi World Class University (WCU) dengan membuka program sarjana pada jalur program Kelas Internasional atau International Undergraduate Program (IUP).
Dengan animo pendaftar yang kian meningkat setiap tahunnya, program ini memberikan akses kepada calon mahasiswa baru yang berminat untuk menjejaki pengalaman internasionalisasi di sejumlah kampus ternama di berbagai belahan dunia.
Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Admisi Direktorat Pendidikan ITS Dr Eng Unggul Wasiwitono ST MEng Sc mengungkapkan, kerja sama ITS dengan institusi di luar negeri sudah dimulai sejak lama, bahkan beberapa program studi sudah mencanangkan program joint degree dengan kampus luar.
Salah satunya, Departemen Teknik Informatika yang bekerja sama dengan University of Queensland Australia. “Tak hanya itu, ITS juga punya banyak program pertukaran mahasiswa dengan perguruan tinggi di luar negeri,” tambahnya.
Untuk itulah, ITS berkomitmen membuka program Kelas Internasional ini dengan memberikan akses pada para mahasiswa untuk nantinya dapat memilih salah satu dari beberapa pilihan pengalaman internasional.
Adapun kegiatan yang dapat dipilih adalah studi ekskursi, magang di perusahaan internasional atau multinasional, pertukaran mahasiswa, summer course, serta joint degree untuk beberapa program studi yang membuka pilihan joint degree yang memungkinkan mahasiswanya untuk mendapatkan gelar ganda dari kedua perguruan tinggi.
“Bagi dosen internal ITS sendiri, diadakan peningkatan kualifikasi untuk bisa mengajar di kelas internasional dengan adanya program English for Medium Instruction (EMI) yang bekerja sama dengan British Council dan US Embassy melalui program Virtual English Language Fellow (VELF),” terang Unggul.
Memang untuk kegiatan internasionalisasi ini sejatinya menjadi tanggungan kantong pribadi mahasiswa, tetapi tentunya ITS memberikan kemudahan seperti halnya kebijakan pengurangan nominal Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi para mahasiswa Kelas Internasional yang sedang studi di luar.
“Ditambah lagi, beberapa kampus mitra ITS sudah mempunyai perjanjian kerja sama untuk menggratiskan biaya kuliah di kampus mitra tersebut,” jelas Unggul.
Hingga saat ini, ITS telah membuka program Kelas Internasional ini untuk 17 program studi ditambah tiga program studi yang membuka program joint degree.
“Pada kedua gelombang pendaftaran di tahun 2021 yang sudah dilaksanakan, program studi yang paling banyak diminati adalah Manajemen Bisnis, Teknik Informatika, dan Teknik Industri,” bebernya.
Sejalan dengan meningkatnya animo pendaftar tersebut, ITS terus memberikan fasilitas terbaik bagi para mahasiswa kelas Internasional dengan terus meningkatkan kerjasama kampus mitra sehingga semakin banyak opsi yang nantinya dapat dipilih mahasiswa untuk berkegiatan internasional.
“Ditambah dengan adanya ruang kelas khusus dengan standar internasional serta berbagai program yang terafiliasi dengan Direktorat Kemitraan Global (DKG) ITS, seperti halnya Global Competencies Workshop (GCW),” ujar Unggul.
Dengan sejumlah keuntungan yang bisa diperoleh calon mahasiswa apabila mendaftar di Kelas Internasional atau IUP ITS, tentunya menjadikan program ini sayang sekali untuk dilewatkan.
Untuk itu, sebagai informasi, ITS juga membuka pendaftaran gelombang ketiga untuk Kelas Internasional ini hingga 16 Juli 2021 nanti.
Untuk informasi pilihan program studi yang ada dan persyaratan lengkap dapat diakses melalui situs resmi seleksi masuk ITS di http://smits.its.ac.id/international/.
Sebagai penunjang persyaratan utama pendaftaran yaitu sertifikasi kemampuan Bahasa Inggris yang harus dilengkapi, ITS memberikan informasi mengenai tes sertifikasi di sejumlah lembaga salah satunya bisa tes di UPT Bahasa dan Budaya ITS.
Untuk itu, jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung menjadi mahasiswa Kelas Internasional atau IUP ITS. Terutama pada era globalisasi ini yang menuntut mahasiswa untuk lebih siap menghadapi tantangan global.
“Dengan mengikuti program internasionalisasi, tidak hanya meningkatkan pengalaman akademik, tetapi juga dapat lebih mengenal budaya di negara yang nantinya akan dikunjungi,” tutup Unggul.