TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah lebih dari satu tahun, pandemi covid-19 belum juga berakhir.
Bahkan saat ini jumlah orang yang terpapar virus di Indonesia semakin meningkat.
Berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan untuk meredam penyebaran virus, mulai dari kebijakan pembatasan sosial berskala kecil hingga besar yang dilakukan diberbagai daerah di Indonesia.
Kebijakan-kebijakan inilah yang kemudian membawa banyak perubahan bagi berbagai sektor di Indonesia, tanpa terkecuali sektor pendidikan.
Mulai dari perubahan sistem kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh, serta peniadaan aktivitas-aktivitas yang menunjang pembelajaran diberlakukan demi meredam jumlah penyebaran virus covid-19.
Baca juga: Kursus Daring di Kampung Inggris Kediri Diminati, Lojakan Peserta Capai 300 Persen
Salah satu program yang terancam terhambat karena adanya pandemi covid-19 adalah program merdeka belajar-kampus merdeka.
Lantas bagaimana upaya pemerintah dalam menunjang Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka di masa pandemi?
Sub Koordinator Kerja Sama Ditjen Dikti Kemendikbud-ristek Republik Indonesia, Firman Hidayat menjelaskan bahwa dalam masa pandemi seperti sekarang ini, program tersebut masih bisa dilakukan secara daring dan diharapkan jadi inovasi baru pendidikan di Indonesia.
"Kemendikbud sudah melaksanakan kegiatan kampus merdeka walau tantangan cukup berat karena ada pandemi tapi kita bisa sikapi dgn solusi-solusi dengan kegiatan-kegiatan virtual," ujar Firman dalam Media Gathering virtual Swiss German University belum lama ini.
Baca juga: Alur Layanan Telemedisin Bagi Pasien Isolasi Mandiri, Konsultasi Daring hingga Obat Gratis
Program Kampus Merdeka sendiri, kata Firman memiliki beragam program kerja mulai dari Kampus Mengajar, Magang, Studi Independen, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Indonesian International Student Mobility Awards, KKN Tematik, Proyek Kemanusiaan, Riset atau Penelitian, hingga Wirausaha.
Wakil Rektor Bidang Akademik Swiss German University, Irvan S Kartawiria mengatakan, program Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka membuat potensi mahasiswa untuk menyelesaikan masalah menjadi lebih meningkat.
Tak hanya itu, proses adaptasi serta menggali passion dapat dilakukan secara virtual dengan pendampingan dari dosen.
"Mahasiswa dapat cari solusi sendiri ketika ditempatkan di situasi berbeda, problem solving bisa muncul.
Kemampuan adaptasi juga jadi salah satu yang kami lihat. Passion anak apa, itu juga kalau belum bisa menentukan, perlu lakukan pendampingan," kata Firman.
Diakuinya proses belajar secara daring sangat berbeda dibanding PTM untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa sehingga enjadi tantangan paling utama bagi para pengajar agar mampu membentuk inovasi pembelajaran.
"Tantangan terbesar adalah di engagement mahasiswa atau keterlibatan mahasiswa di proses pembelajaran atau di pertemuan," kata Irwan.